Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Tentor dan Penulis Buku, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Pembatasan Usia Penggunaan Medsos adalah Perlindungan Anak

3 Februari 2025   22:22 Diperbarui: 3 Februari 2025   21:54 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembatasan Usia Medsos (Sumber : Dokumen Pribadi)

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Namun, dampaknya terhadap anak-anak menjadi perhatian serius yang harus ditindaklanjuti dengan regulasi yang ketat. 

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai negara mulai menerapkan aturan pembatasan usia bagi pengguna media sosial untuk melindungi anak-anak dari dampak negatifnya. 

Langkah ini sangat diperlukan mengingat penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai masalah psikologis, sosial, dan akademik bagi anak-anak.

Beberapa negara telah mengambil tindakan konkret untuk membatasi akses media sosial bagi anak-anak. Contohnya, di Prancis, pemerintah telah menerapkan aturan bahwa anak-anak di bawah usia 15 tahun harus mendapatkan izin orang tua sebelum membuat akun media sosial. 

Di Inggris, kebijakan serupa diterapkan melalui Undang-Undang Keamanan Online yang mewajibkan platform digital memastikan pengguna yang lebih muda tidak mengakses konten yang tidak sesuai. Di Amerika Serikat, negara bagian Utah memberlakukan undang-undang yang mengharuskan anak-anak di bawah 18 tahun mendapatkan persetujuan orang tua untuk menggunakan media sosial dan membatasi akses mereka pada malam hari. 

Langkah-langkah ini menunjukkan kesadaran global akan perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan media sosial oleh anak-anak.

Dampak negatif media sosial bagi anak-anak telah banyak diteliti oleh para ahli. Salah satu dampak terbesar adalah meningkatnya kasus kecemasan dan depresi di kalangan remaja. 

Penelitian menunjukkan bahwa paparan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan rasa rendah diri akibat perbandingan sosial yang tidak realistis dengan orang lain. Banyak anak muda terjebak dalam tekanan untuk menampilkan citra sempurna di dunia maya, yang sering kali berujung pada gangguan kepercayaan diri dan kesehatan mental yang buruk.

Selain dampak psikologis, media sosial juga berkontribusi terhadap penurunan prestasi akademik. Banyak anak-anak yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk berselancar di media sosial, mengabaikan tugas sekolah, dan mengalami gangguan konsentrasi. Gangguan tidur akibat penggunaan media sosial yang berlebihan juga menjadi faktor yang mempengaruhi penurunan kinerja akademik mereka.

Tidak hanya itu, media sosial juga meningkatkan risiko anak-anak terpapar konten berbahaya, seperti pornografi, kekerasan, serta informasi yang salah atau menyesatkan. Tanpa adanya filter atau pengawasan yang ketat, anak-anak dapat dengan mudah mengakses konten yang tidak sesuai dengan usia mereka. 

Lebih dari itu, risiko eksploitasi oleh predator online juga semakin meningkat, mengingat banyak anak-anak yang tidak menyadari bahaya berinteraksi dengan orang asing di dunia maya.

Mengingat berbagai dampak negatif ini, aturan pembatasan usia dalam penggunaan media sosial sangat diperlukan. Batasan usia yang jelas dapat membantu mengurangi paparan anak-anak terhadap konten yang tidak sesuai dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk tumbuh dengan lebih sehat secara mental dan sosial. 

Peran orang tua juga sangat penting dalam memastikan anak-anak menggunakan media sosial dengan bijak dan dalam batas yang wajar.

Meskipun ada argumen bahwa pembatasan ini melanggar kebebasan digital anak-anak, perlindungan mereka dari dampak negatif jauh lebih penting daripada sekadar kebebasan untuk mengakses media sosial tanpa pengawasan. 

Anak-anak masih berada dalam tahap perkembangan dan belum sepenuhnya mampu membuat keputusan yang matang mengenai penggunaan internet. Oleh karena itu, intervensi dari pemerintah dan orang tua menjadi sangat diperlukan.

Di masa depan, aturan pembatasan usia dalam penggunaan media sosial harus diiringi dengan edukasi digital yang memadai. Sekolah dan orang tua harus bekerja sama dalam memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai etika bermedia sosial, risiko yang mungkin dihadapi, serta cara menggunakan media sosial secara sehat dan bertanggung jawab. 

Selain itu, platform media sosial juga harus lebih proaktif dalam memastikan bahwa aturan usia dipatuhi dan menerapkan teknologi yang lebih baik dalam menyaring konten yang tidak sesuai.

Secara keseluruhan, aturan pembatasan usia dalam penggunaan media sosial merupakan langkah yang harus didukung demi kesejahteraan anak-anak. 

Negara-negara yang telah menerapkan kebijakan ini memberikan contoh yang baik bahwa regulasi yang jelas dapat membantu mengurangi dampak negatif media sosial terhadap generasi muda. Dengan kombinasi regulasi yang kuat, edukasi digital, dan peran aktif orang tua, kita dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan sehat bagi anak-anak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun