Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Tentor dan Penulis Buku, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ketika Chat Ditinggal Centang Biru : Nasib, Sabar, atau Move On?

1 Februari 2025   01:01 Diperbarui: 1 Februari 2025   00:03 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu, kalau kita mengirim surat, kita harus menunggu berminggu-minggu untuk mendapatkan balasan. Tapi sekarang, dengan segala kecanggihan teknologi, komunikasi seharusnya lebih cepat dan mudah. 

Seharusnya. Kenyataannya, ada satu momok besar dalam dunia chatting yang lebih menyesakkan dada dibanding tidak ada kuota internet: chat yang sudah centang biru tapi tak kunjung dibalas.

Fenomena ini sudah jadi bagian dari kehidupan digital sehari-hari. Kita kirim pesan, centang satu. Oke, mungkin dia belum online. Centang dua, berarti sudah terkirim. Harapan mulai tumbuh. 

Centang biru? Nah, ini yang mulai bikin deg-degan. Dia sudah membaca pesan kita, tapi kenapa belum dibalas? Apa yang sedang terjadi di seberang sana? Apakah dia sedang menulis balasan yang panjang dan penuh makna? Atau malah chat kita di-swipe lalu dia lanjut scrolling TikTok?

Alasan Dibalik Centang Biru Tanpa Balasan

Ada banyak alasan kenapa orang membaca chat tapi tidak segera membalas. Alasan paling klasik adalah "sibuk." Tapi ayo jujur, seberapa sering kita benar-benar sesibuk itu sampai tidak bisa membalas satu chat pun? Bahkan presiden saja masih sempat ngetwit. Tapi baiklah, kita anggap mereka memang sibuk, meskipun kita tahu kenyataannya kadang hanya sibuk memilih filter Instagram.

Ada juga tipe orang yang membaca chat tapi lupa membalas. Ini alasan yang cukup bisa dimaklumi, walaupun tetap menyebalkan. Biasanya mereka membaca chat di sela-sela kesibukan, berpikir akan membalas nanti, tapi akhirnya terlupakan seperti kaus kaki sebelah yang terselip di sudut lemari.

Lalu ada juga orang yang sengaja tidak membalas. Kenapa? Mungkin chat kita terlalu panjang, terlalu serius, atau terlalu penuh drama. Ada juga yang merasa malas membalas karena tidak tahu harus menjawab apa. 

Atau lebih parahnya, mereka hanya membalas chat dari orang-orang tertentu saja. Ya, orang yang sedang kita tunggu balasannya bisa saja sedang asyik ngobrol dengan orang lain. Pedih, bukan?

Perasaan yang Muncul Akibat Centang Biru

Ketika chat kita dibiarkan menggantung, ada berbagai perasaan yang muncul. Awalnya mungkin masih santai. "Ah, mungkin dia lagi sibuk." Lima menit berlalu, kita mulai berpikir, "Atau dia nggak lihat ya?" 

Sepuluh menit kemudian, kita mulai mempertanyakan hubungan kita dengan orang tersebut. "Apa aku pernah salah bicara?" Satu jam, dua jam, satu hari, dan chat itu tetap tak berbalas. Hati mulai panas.

Di titik ini, beberapa orang memilih untuk mengirim chat lanjutan. "Eh, udah dibaca belum?" atau versi lebih dramatisnya, "Kalau aku ada salah, bilang aja, jangan diemin gini." 

Tapi sebagian orang memilih diam dan hanya bisa menunggu dalam kepasrahan, sambil terus memeriksa WhatsApp apakah dia sedang online atau tidak.

Yang paling tragis adalah ketika kita melihat mereka aktif di media sosial. Story Instagram-nya update, status WhatsApp-nya ganti, bahkan mereka baru saja nge-like postingan seseorang. Tapi chat kita? Masih tak terbalas. 

Ini adalah momen di mana seseorang bisa berubah menjadi detektif digital, mulai dari menganalisis pola online mereka sampai mencoba memahami kode-kode tersembunyi dalam postingan mereka.

Menghadapi Kenyataan: Move On atau Tetap Berharap?

Pada akhirnya, kita harus menghadapi kenyataan bahwa tidak semua chat akan mendapatkan balasan yang kita harapkan. Daripada terus menunggu dalam ketidakpastian, mungkin lebih baik mulai menerapkan prinsip "dibalas syukur, nggak dibalas ya sudah." 

Dunia ini luas, masih banyak orang yang akan dengan senang hati membalas chat kita tanpa perlu menunggu berjam-jam atau berhari-hari.

Atau kalau memang chat yang tak dibalas ini terlalu menyakitkan, ada cara ekstrem lain: matikan fitur centang biru. Dengan begitu, kita bisa hidup lebih damai, tanpa perlu merasa diabaikan. 

Kalau tidak tahu apakah chat kita sudah dibaca atau belum, kita juga tidak perlu memikirkan alasan-alasan absurd untuk membenarkan tindakan orang lain.

Pada akhirnya, fenomena centang biru ini bukan sekadar soal pesan yang tak dibalas, tapi juga tentang ekspektasi dan hubungan antar manusia. 

Jadi, kalau chat kamu di-read tapi tak kunjung dibalas, mungkin ini saatnya berhenti menunggu dan mulai fokus pada hal-hal lain yang lebih penting. Karena dalam dunia nyata, orang yang benar-benar peduli tidak akan membiarkan kita menunggu dalam ketidakpastian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun