Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Tentor dan Penulis Buku, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kenangan 3 'Maestro La Liga' Iniesta, Luka Modric, dan Karim Benzema

29 Januari 2025   13:13 Diperbarui: 29 Januari 2025   11:17 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

La Liga telah menjadi saksi bagi banyak pemain hebat sepanjang sejarahnya, tetapi hanya sedikit yang bisa menyamai pengaruh Andrés Iniesta, Luka Modrić, dan Karim Benzema

Ketiganya mewakili generasi emas sepak bola yang membawa permainan ke tingkat yang lebih tinggi dengan gaya unik mereka masing-masing. 

Meskipun mereka bermain di posisi yang berbeda, kesamaan yang mereka miliki adalah kecerdasan taktis, teknik luar biasa, dan peran mereka dalam membentuk era kejayaan klub masing-masing.

Andrés Iniesta adalah simbol keanggunan di lini tengah Barcelona. Sejak debutnya pada 2002, ia berkembang menjadi salah satu gelandang terbaik sepanjang masa. 

Kombinasi visi, kontrol bola, dan kemampuan untuk menemukan ruang di antara lini pertahanan lawan menjadikannya sosok yang tak tergantikan dalam skema permainan tiki-taka Barcelona. 

Di bawah asuhan Pep Guardiola, Iniesta berkolaborasi dengan Xavi Hernandez dan Sergio Busquets, membentuk trio gelandang yang mendominasi Eropa. Ia bukan hanya seorang pengatur tempo, tetapi juga pemain yang mampu muncul di momen-momen krusial. 

Golnya di final Piala Dunia 2010 melawan Belanda menjadi bukti betapa dingin dan klinisnya ia dalam situasi tekanan tinggi.

Dalam rivalitas klasik antara Barcelona dan Real Madrid, kehadiran Luka Modrić menjadi jawaban bagi Los Blancos dalam mengimbangi dominasi Barcelona di lini tengah. 

Setelah bergabung dari Tottenham Hotspur pada 2012, Modrić awalnya diragukan oleh banyak pihak. Namun, seiring waktu, ia membuktikan dirinya sebagai jenderal lini tengah Madrid dengan gaya permainan yang penuh ketenangan dan kecerdasan. 

Modrić membawa keseimbangan antara bertahan dan menyerang, mengalirkan bola dengan presisi dan menciptakan peluang dari area yang sulit diprediksi lawan. 

Keunggulan utamanya adalah kemampuan untuk mengontrol ritme permainan, baik dalam situasi serangan balik maupun dalam pertandingan yang mengharuskan penguasaan bola lebih lama. 

Perannya dalam membantu Madrid memenangkan lima gelar Liga Champions menjadikannya salah satu gelandang paling berpengaruh dalam sejarah klub.

Di lini depan, Karim Benzema bertransformasi dari sekadar penyerang pelengkap menjadi predator utama Real Madrid. Ketika Cristiano Ronaldo masih berada di klub, Benzema sering kali berperan sebagai fasilitator, menciptakan ruang dan peluang untuk rekannya. 

Namun, setelah kepergian Ronaldo pada 2018, Benzema menunjukkan bahwa ia lebih dari sekadar pendukung. Dengan teknik yang luar biasa, pergerakan cerdas, dan insting gol yang semakin tajam, ia mengemban tanggung jawab sebagai pemimpin lini serang Madrid. 

Musim 2021-2022 menjadi bukti supremasi Benzema ketika ia membawa Madrid menjuarai La Liga dan Liga Champions dengan kontribusi golnya yang luar biasa. 

Keberhasilannya memenangkan Ballon d’Or 2022 merupakan penghargaan yang pantas bagi seorang pemain yang sering kali berada di bawah bayang-bayang sebelumnya.

Ketiga pemain ini memiliki pengaruh yang mendalam terhadap La Liga dalam dekade terakhir. Iniesta menjadi roh Barcelona dengan visinya, Modrić menguasai lini tengah Madrid dengan elegansinya, dan Benzema mengubah dirinya menjadi penyerang utama setelah bertahun-tahun menjadi pendukung. 

Meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka berbagi satu kesamaan: mereka adalah pemain yang tidak hanya bergantung pada kekuatan fisik, tetapi juga kecerdasan, teknik, dan pemahaman mendalam tentang permainan.

Warisan mereka di La Liga tidak hanya diukur dari trofi dan statistik, tetapi juga dari cara mereka menginspirasi generasi berikutnya. 

Permainan mereka membuktikan bahwa sepak bola bukan hanya tentang kecepatan dan kekuatan, tetapi juga tentang kecerdasan, kontrol, dan visi yang luar biasa. 

Bagi banyak penggemar sepak bola, menyaksikan Iniesta, Modrić, dan Benzema bermain adalah pengalaman yang tak terlupakan, bukti nyata bahwa sepak bola bisa menjadi seni ketika dimainkan oleh maestro sejati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun