Ini tidak hanya melatih kemampuan matematika, tetapi juga keterampilan berpikir komputasi yang lebih mendalam.
Selain itu, dalam menghadapi soal-soal kompleks seperti persamaan aljabar, siswa didorong untuk mendekomposisi masalah tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dan saling terhubung.Â
Dengan cara ini, mereka belajar menyelesaikan masalah besar dengan pendekatan yang lebih sistematis.Â
Pada tahap selanjutnya, siswa diperkenalkan dengan konsep abstraksi dan algoritma melalui pemrograman sederhana, seperti menggunakan aplikasi untuk menghitung luas bangun datar atau menyelesaikan persamaan kuadrat, yang mempersiapkan mereka untuk berpikir secara terstruktur dan logis.
Pembelajaran berbasis berpikir komputasi juga mendukung proyek kolaboratif di mana siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah dunia nyata, seperti perencanaan anggaran atau menghitung jarak perjalanan.Â
Proyek semacam ini tidak hanya mengasah keterampilan matematika, tetapi juga kemampuan kolaborasi dan komunikasi, yang menjadi nilai penting dalam Kurikulum Merdeka.Â
Lebih jauh lagi, siswa dapat diberi tugas untuk membuat model matematika menggunakan perangkat komputasi, yang melatih mereka untuk berpikir analitis dalam menghadapi masalah kompleks.
Inilah yang menjadikan pendidikan matematika berbasis berpikir komputasi sebagai suatu keharusan di abad 21, di mana teknologi dan kreativitas menjadi kunci utama dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI