Musim 2024-2025 telah menjadi panggung bagi Liverpool untuk menunjukkan dominasinya di kancah sepak bola Eropa, sementara klub-klub besar seperti Manchester City dan Real Madrid tampak mengalami penurunan performa yang signifikan.
Liverpool, di bawah arahan manajer baru Arne Slot, telah mencatatkan 18 kemenangan dari 20 pertandingan di semua kompetisi, sebuah pencapaian yang menegaskan kekuatan mereka musim ini.
Kemenangan 2-0 atas Real Madrid di Anfield pada 27 November 2024 menjadi salah satu bukti nyata superioritas mereka.
Sebaliknya, Manchester City mengalami periode yang sulit. Setelah hasil imbang 1-1 melawan Brentford, mereka dihadapkan pada jadwal pertandingan yang menantang, termasuk laga melawan Paris Saint-Germain di Liga Champions dan Chelsea di Premier League.
Meskipun kembalinya pemain kunci seperti Phil Foden dan Kevin De Bruyne memberikan harapan, tekanan untuk meraih hasil positif semakin meningkat.
Real Madrid juga menghadapi tantangan serupa. Meskipun berhasil mengalahkan Red Bull Salzburg 5-1, kekalahan dari Liverpool menunjukkan inkonsistensi dalam performa mereka.
Kemenangan besar di satu pertandingan tidak dapat menutupi kerentanan yang terlihat di pertandingan lainnya.
Performa impresif Liverpool tidak hanya terlihat di kompetisi domestik tetapi juga di Eropa.
Mereka memimpin klasemen Liga Champions dengan catatan sempurna, sementara Real Madrid dan Paris Saint-Germain berada di bawah tekanan untuk lolos ke babak berikutnya.
Analisis dari superkomputer Bettingexpert menunjukkan bahwa meskipun Liverpool memiliki rekor sempurna, Arsenal diprediksi memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan Liga Champions dengan probabilitas 26,3%, diikuti oleh Liverpool dengan 21,6%, dan Real Madrid dengan 9,4%.
Secara keseluruhan, musim ini menyoroti pergeseran kekuatan di antara klub-klub elit Eropa.
Liverpool telah menunjukkan konsistensi dan dominasi, sementara Manchester City dan Real Madrid harus menghadapi tantangan internal dan eksternal untuk kembali ke performa terbaik mereka.
Musim 2024-2025 menjadi periode penuh tantangan bagi Manchester City di bawah asuhan Pep Guardiola.
Meskipun berhasil meraih kemenangan impresif 3-1 atas Chelsea pada 25 Januari 2025, performa mereka secara keseluruhan menunjukkan inkonsistensi yang mengkhawatirkan.
Saat ini, City berada di peringkat kelima klasemen Liga Primer Inggris, tertinggal 12 poin dari pemuncak klasemen, Liverpool.
Guardiola sendiri mengakui adanya penurunan dalam permainan timnya.
Ia menyatakan bahwa City telah kehilangan "faktor ketakutan" yang sebelumnya membuat lawan gentar.
Sang manajer menyoroti masalah penguasaan bola yang kurang optimal dan perubahan taktik lawan sebagai penyebab utama penurunan performa.
Selain itu, kepergian beberapa pemain kunci dengan kecepatan tinggi turut memengaruhi dinamika permainan tim.
Untuk mengatasi masalah ini, Guardiola melakukan perubahan taktik signifikan. Dalam pertandingan melawan Chelsea, ia meninggalkan pendekatan tiki-taka yang menjadi ciri khasnya dan beralih ke permainan lebih langsung dengan memanfaatkan umpan panjang.
Kehadiran rekrutan baru, Omar Marmoush, yang didatangkan dari Frankfurt dengan nilai transfer 59 juta, memberikan dimensi baru dalam serangan City.
Marmoush berperan sebagai 'inside forward' yang mendukung Erling Haaland dan Phil Foden, menciptakan formasi serangan yang lebih dinamis.
Namun, tantangan bagi City tidak berhenti di situ.Jadwal pertandingan yang padat dan berat menanti mereka, termasuk laga melawan Paris Saint-Germain di Liga Champions dan Arsenal di Piala FA.
Meskipun pemain kunci seperti Phil Foden, Kevin De Bruyne, dan Rben Dias telah kembali dari cedera, tekanan untuk meraih hasil positif tetap tinggi.
Secara statistik, pertahanan City menunjukkan kelemahan. Dari 23 pertandingan, mereka kebobolan 30 gol dengan rata-rata 1,30 gol per pertandingan.
Meskipun jumlah kebobolan ini menempatkan mereka di peringkat ketujuh dalam hal jumlah gol yang diterima, hal ini tetap menjadi perhatian bagi tim yang biasanya dikenal dengan pertahanan solid.
Secara keseluruhan, Manchester City menghadapi musim yang penuh tantangan.
Dengan persaingan ketat di papan atas Liga Primer dan tekanan di kompetisi Eropa, Guardiola dan skuadnya harus menemukan kembali ritme permainan mereka untuk memastikan posisi di Liga Champions musim depan dan mempertahankan reputasi sebagai salah satu klub elit Eropa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI