Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Tentor dan Penulis Buku, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

STEM di PAUD, Mungkinkah?

28 Januari 2025   06:06 Diperbarui: 28 Januari 2025   05:28 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Banyak orang tua berpikir, “STEM? Anak saya kan masih PAUD, belajar nyanyi atau mengenal huruf saja sudah cukup.” Tapi tunggu dulu, sebenarnya STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) bukan soal membuat anak menjadi ilmuwan cilik yang serius. 

Pembelajaran STEM untuk anak usia dini lebih tentang mengasah rasa ingin tahu, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis yang alami dimiliki anak. Dengan kata lain, belajar STEM di PAUD itu seperti membangun fondasi rumah: kokoh dan siap menopang masa depan mereka.

Tujuan utama pembelajaran STEM di PAUD adalah mengenalkan anak-anak pada cara berpikir yang terstruktur, memecahkan masalah, dan mengeksplorasi dunia di sekitar mereka. 

Anak-anak usia PAUD secara alami adalah ilmuwan kecil. Mereka senang bertanya, mencoba, dan mencari tahu. Misalnya, saat mereka bertanya, “Kenapa langit warnanya biru?” atau “Kenapa balon bisa terbang?” itu adalah momen berharga untuk mengenalkan sains secara sederhana. 

Anak-anak belajar melalui eksplorasi, dan pendekatan STEM memberikan kesempatan untuk mengasah keterampilan ini secara menyenangkan dan relevan dengan usia mereka.

Contohnya, dalam pembelajaran sains di PAUD, guru atau orang tua bisa mengajak anak bermain eksperimen sederhana seperti mencampur air dengan minyak. Anak-anak bisa mengamati bagaimana keduanya tidak bercampur, lalu dijelaskan konsep dasar tentang kepadatan. 

Atau, ketika bermain dengan balok bangunan, anak-anak sebenarnya sedang belajar dasar-dasar teknik, seperti bagaimana membangun struktur yang stabil. Dalam matematika, mengenal pola atau menghitung benda di sekitar mereka adalah langkah awal untuk memahami angka dan logika.

Di Finlandia, negara yang terkenal dengan sistem pendidikannya yang inovatif, pembelajaran STEM dimulai sejak usia dini. Anak-anak diajak bermain di luar ruangan untuk mengenal sains dari alam secara langsung. 

Misalnya, mereka mempelajari siklus hidup tanaman dengan menanam biji-bijian sendiri. Aktivitas ini tidak hanya mengajarkan sains, tetapi juga membangun kesabaran dan rasa tanggung jawab. Sementara itu, di Amerika Serikat, banyak program PAUD yang menggunakan teknologi interaktif, seperti aplikasi pendidikan atau robot kecil sederhana, untuk mengenalkan koding secara dasar. 

Anak-anak diajak bermain dengan robot yang bisa bergerak mengikuti instruksi sederhana, membantu mereka memahami logika pemrograman tanpa merasa seperti “belajar” dalam arti yang kaku.

Di Singapura, pembelajaran STEM juga diterapkan sejak dini melalui permainan berbasis eksplorasi. Anak-anak dikenalkan pada konsep sains dengan cara yang sangat praktis, seperti mengamati fenomena alam (hujan atau pelangi), lalu diajak berdiskusi tentang apa yang mereka lihat. 

Mereka juga belajar menggunakan alat-alat sederhana, seperti teropong atau kaca pembesar, untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka.

Lalu, kenapa STEM penting di usia PAUD? Anak-anak usia dini memiliki kemampuan belajar yang luar biasa cepat. Mereka seperti spons yang menyerap apa saja yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. 

Dengan mengenalkan STEM sejak dini, anak-anak tidak hanya belajar “pengetahuan,” tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis, dan kreatif. Selain itu, pembelajaran STEM membantu anak-anak memahami hubungan antara teori dan praktik, serta bagaimana menyelesaikan masalah dengan cara yang kreatif.

Sebagai orang tua, kita juga bisa mendukung pembelajaran STEM di rumah dengan cara sederhana. Misalnya, saat memasak bersama, kita bisa mengenalkan konsep matematika (menghitung jumlah bahan), sains (mengamati perubahan warna atau tekstur makanan), atau teknologi (menggunakan alat dapur seperti blender). 

Selain itu, bermain dengan mainan yang bersifat konstruktif, seperti balok LEGO atau puzzle, juga merupakan cara efektif untuk memperkenalkan dasar-dasar teknik.

Memang, tantangan utama dalam mengajarkan STEM di PAUD adalah bagaimana menyampaikan materi yang kadang terlihat “kompleks” menjadi sesuatu yang sederhana dan menyenangkan. 

Di sinilah pentingnya peran guru PAUD yang kreatif, serta dukungan dari orang tua yang terlibat aktif. Pembelajaran STEM di PAUD bukan berarti membebani anak dengan pelajaran yang berat, tetapi justru membuat mereka semakin tertarik untuk belajar dan memahami dunia.

Dengan pembelajaran STEM, kita tidak hanya mempersiapkan anak untuk masa depan yang semakin digital dan berbasis teknologi, tetapi juga membantu mereka menjadi individu yang berpikir kritis, inovatif, dan mampu menghadapi tantangan. 

Jadi, mari kita dukung pembelajaran STEM sejak dini, karena siapa tahu, di antara anak-anak kita, ada calon ilmuwan, insinyur, atau inovator besar yang akan membawa perubahan positif bagi dunia!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun