Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Kepala Sekolah, CEO Litbang Indomatika, Tentor/Pembimbing Olimpiade Matematika, penulis, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Deep Learning Lebih Nyaring dari pada Kurikulum Merdeka di 100 Hari Prabowo-Gibran

26 Januari 2025   18:18 Diperbarui: 26 Januari 2025   16:18 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Standar Penilaian: Salah satu elemen penting dari kurikulum adalah sistem penilaian. Pendekatan deep learning membutuhkan sistem penilaian yang lebih kompleks dan berbasis pada pemahaman mendalam, yang berbeda dari penilaian berbasis hafalan yang masih banyak digunakan.

Peluang yang Dapat Dimanfaatkan

Di sisi lain, kebijakan ini juga membuka peluang baru bagi pendidikan Indonesia, asalkan dilaksanakan dengan strategi yang tepat:

  • Mendorong Inovasi: Dengan deep learning, siswa didorong untuk lebih kreatif, inovatif, dan berpikir kritis. Hal ini sangat relevan untuk menyiapkan mereka menghadapi tantangan global.
  • Meningkatkan Kompetensi Guru: Program pelatihan guru yang terarah dan berkelanjutan dapat meningkatkan kapasitas pendidik, sehingga mereka mampu menjadi fasilitator pembelajaran yang efektif.
  • Kemitraan dengan Teknologi: Pemerintah dapat bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk menyediakan akses ke sumber belajar digital yang relevan dengan pendekatan deep learning.

Rekomendasi untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

  1. Sosialisasi dan Edukasi: Pemerintah harus memberikan pemahaman yang jelas kepada masyarakat tentang apa itu deep learning dan bagaimana penerapannya.
  2. Pelatihan Guru: Program pelatihan intensif perlu dilakukan agar guru tidak hanya memahami konsep, tetapi juga memiliki keterampilan praktis untuk menerapkannya di kelas.
  3. Penguatan Infrastruktur: Perlu ada investasi besar dalam memperbaiki fasilitas sekolah, terutama di daerah tertinggal, agar pendekatan ini dapat diterapkan secara merata.
  4. Evaluasi Berkala: Kebijakan baru harus dievaluasi secara berkala untuk memastikan implementasinya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Kesimpulan

Penggantian Kurikulum Merdeka dengan pendekatan deep learning di era 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran adalah langkah yang ambisius namun penuh tantangan. Tanpa perencanaan yang matang, kebijakan ini berisiko hanya menjadi wacana tanpa dampak nyata di lapangan. Namun, jika dilaksanakan dengan pendekatan yang strategis dan inklusif, deep learning berpotensi menjadi katalisator perubahan dalam sistem pendidikan Indonesia. Pemerintah harus memastikan bahwa setiap elemen, mulai dari guru, siswa, hingga infrastruktur, siap untuk mendukung transformasi besar ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun