Interaksi manusia, meskipun kadang penuh tantangan, tetap penting untuk kesejahteraan emosional. Ada kekuatan dalam empati sejati yang hanya bisa diberikan oleh manusia kepada manusia lainnya.
Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah masalah privasi dan keamanan data. Setiap percakapan yang dilakukan dengan AI biasanya disimpan di server untuk analisis atau pengembangan lebih lanjut.
Hal ini membuka peluang terjadinya pelanggaran privasi jika data tersebut jatuh ke tangan yang salah. Pengguna perlu berhati-hati dalam berbagi informasi pribadi yang sensitif, karena risiko kebocoran data selalu ada.
Meskipun demikian, AI tetap menawarkan potensi besar dalam mendukung kesehatan mental, terutama jika digunakan sebagai pelengkap, bukan pengganti, interaksi manusia.Â
Dalam situasi di mana seseorang merasa tidak nyaman berbicara kepada orang lain, AI dapat menjadi langkah awal yang membantu mereka untuk mengurai perasaan dan masalah mereka.Â
Pada akhirnya, penting untuk menyadari bahwa AI hanyalah alat, dan tidak bisa menggantikan hubungan emosional yang mendalam yang hanya bisa dibangun melalui interaksi manusia. Dengan pemahaman yang tepat, AI dapat menjadi pendukung yang kuat bagi kesehatan mental di era digital ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI