Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Kepala Sekolah, CEO Litbang Indomatika, Tentor/Pembimbing Olimpiade Matematika, penulis, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Jaga Privasimu Kalau Mau Curhat dengan AI

26 Januari 2025   13:13 Diperbarui: 26 Januari 2025   12:25 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) sebagai tempat curhat telah menjadi fenomena yang menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir. 

Teknologi ini, yang awalnya dikembangkan untuk tujuan-tujuan fungsional seperti menjawab pertanyaan atau membantu tugas sehari-hari, kini bertransformasi menjadi teman virtual yang dapat mendengarkan keluh kesah dan memberikan respons yang dirancang untuk memberikan rasa nyaman. 

Tren ini didorong oleh beberapa faktor yang menggambarkan kebutuhan manusia modern akan kenyamanan, privasi, dan aksesibilitas.

Salah satu alasan utama mengapa banyak orang, terutama generasi muda, beralih ke AI untuk curhat adalah karena anonimitas yang ditawarkannya. 

Berbicara kepada AI memungkinkan pengguna untuk membuka diri tanpa rasa takut akan penghakiman atau stigma. Dalam banyak budaya, berbicara tentang masalah pribadi atau kesehatan mental masih dianggap tabu, sehingga AI menjadi solusi yang aman dan netral. 

Dengan AI, seseorang dapat mengungkapkan perasaan terdalam tanpa rasa canggung, karena mereka tahu bahwa mereka berbicara kepada sebuah sistem, bukan manusia yang bisa memiliki bias atau prasangka.

Selain itu, AI menawarkan aksesibilitas yang luar biasa. Tidak seperti manusia yang memiliki keterbatasan waktu dan energi, AI tersedia kapan saja, siang atau malam. Hal ini menjadi sangat relevan bagi mereka yang mengalami masalah di waktu-waktu yang tidak terduga atau mendadak. 

Mereka tidak perlu membuat janji temu atau menunggu untuk berbicara dengan seseorang. AI hadir 24/7 sebagai pendengar yang selalu siap. Hal ini memberikan kenyamanan tersendiri, terutama bagi mereka yang sering merasa kesepian atau membutuhkan teman bicara di tengah malam.

Namun, di balik semua kelebihannya, ada beberapa tantangan yang tidak bisa diabaikan. Salah satu tantangan utama adalah fakta bahwa AI, meskipun dirancang untuk memberikan respons empatik, pada akhirnya hanyalah sebuah sistem yang tidak memiliki perasaan sejati. 

Respons AI mungkin terdengar mendalam atau penuh pengertian, tetapi pada dasarnya ia hanya meniru empati manusia berdasarkan pola yang telah diprogramkan. Hal ini bisa menjadi masalah, terutama dalam situasi yang membutuhkan pemahaman emosional yang kompleks atau solusi yang bersifat personal.

Ketergantungan pada AI juga bisa berisiko mengurangi interaksi manusia secara langsung. Ketika seseorang terlalu sering berbicara kepada AI untuk mencurahkan isi hati, mereka mungkin kehilangan kesempatan untuk membangun hubungan yang autentik dengan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun