Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Kepala Sekolah, CEO Litbang Indomatika, Tentor/Pembimbing Olimpiade Matematika, penulis, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Biar Sharenting Tidak "Malapraktik"

25 Januari 2025   13:13 Diperbarui: 27 Januari 2025   08:14 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | AFP/Raul Arboleda via Kompas

Di satu sisi, orang tua memiliki hak untuk membagikan pengalaman mereka dalam membesarkan anak, termasuk cerita-cerita keluarga. Namun, di sisi lain, anak memiliki hak atas privasi dan kendali atas identitas digital mereka. Ketegangan antara hak orang tua dan hak anak ini sering kali sulit diselesaikan. Mereka harus mempertimbangkan apa yang pantas untuk dibagikan dan memastikan bahwa keputusan ini tidak melanggar hak anak di masa depan.

Konsekuensi Jangka Panjang

Kurangnya kesadaran terhadap implikasi datafikasi ini dapat menyebabkan anak menghadapi konsekuensi serius di masa depan. Misalnya, data yang telah terlanjur tersebar dapat digunakan untuk eksploitasi, pencurian identitas, atau bahkan pengawasan yang berlebihan. 

Selain itu, ketika anak-anak tumbuh dewasa, mereka mungkin merasa tidak nyaman atau tidak setuju dengan jejak digital yang telah dibentuk tanpa persetujuan mereka.

Tanggung Jawab Orang Tua di Era Digital

Dalam menghadapi tantangan ini, orang tua perlu memprioritaskan prinsip kehati-hatian. Pendekatan seperti berikut ini dapat menjadi solusi, di mana orang tua bertindak sebagai wali yang bertanggung jawab atas jejak digital anak mereka. 

Orang tua harus mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap unggahan dan, yang lebih penting, menghormati hak anak mereka untuk memiliki privasi sejak dini.

Sharenting bukanlah praktik yang sepenuhnya buruk, tetapi membutuhkan pengelolaan yang bijak agar tidak merugikan anak. Dengan kesadaran dan pendekatan yang lebih etis, kita dapat menciptakan budaya digital yang lebih sehat dan mendukung hak anak untuk tumbuh di dunia yang tidak membebani mereka dengan risiko yang tidak perlu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun