Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Kepala Sekolah, CEO Litbang Indomatika, Tentor/Pembimbing Olimpiade Matematika, penulis, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tantangan dan Harapan Konsep Baru PPDB 2025

24 Januari 2025   11:03 Diperbarui: 24 Januari 2025   09:41 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi gini, guys, pemerintah lagi nyiapin sistem baru buat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun depan. Kata Pak Mensesneg Prasetyo Hadi, sistem zonasi nggak bakal dihapus total, tapi bakal dikombinasikan sama konsep lain. Tujuannya sih supaya lebih fleksibel dan adil buat semua siswa. Tapi, ini beneran solusi atau malah bakal bikin lebih rumit?

Zonasi itu sebenarnya punya niat baik. Intinya biar semua anak punya kesempatan yang sama buat masuk sekolah dekat rumah mereka. Cuma, dalam praktiknya, ada beberapa masalah. Banyak siswa yang prestasinya bagus jadi nggak bisa masuk sekolah unggulan gara-gara aturan zonasi. Terus, sering juga ada kasus manipulasi data alamat cuma buat ngejar sekolah tertentu.

Nah, sistem baru ini katanya mau lebih fleksibel. Jadi, zonasi tetap dipakai, tapi siswa yang berprestasi juga bakal punya kesempatan lebih luas buat pilih sekolah impian mereka. Kalau benar diterapkan dengan baik, ide ini bisa banget jadi solusi. Siswa di sekitar sekolah tetap diprioritaskan, tapi siswa yang punya kemampuan khusus juga nggak bakal terhalang aturan.

Tapi ya, yang jadi pertanyaan adalah: gimana implementasinya? Karena, nggak bisa dipungkiri, bikin aturan yang adil itu gampang di kertas, tapi ribet pas diterapkan. Pemerintah harus mikirin cara supaya sistem ini transparan, nggak ada celah buat curang, dan bisa diterima semua pihak. Apalagi, teknologi yang dipakai juga harus benar-benar mendukung biar prosesnya nggak bikin pusing orang tua dan siswa.

Selain itu, ada satu hal penting yang nggak boleh lupa: kualitas sekolah. Sistem baru ini nggak akan berarti banyak kalau kualitas sekolah di berbagai daerah masih timpang. Pemerintah harus serius buat ningkatin mutu sekolah-sekolah di zona pinggiran, biar semua siswa punya peluang yang sama buat dapet pendidikan terbaik.

Kalau bisa jalan sesuai rencana, sistem baru ini bakal jadi angin segar buat pendidikan Indonesia. Tapi ya, tetap ada PR besar buat memastikan aturan ini benar-benar adil, transparan, dan nggak bikin drama baru setiap tahun.

Kita semua tentu berharap, kebijakan ini bukan cuma ganti aturan, tapi jadi langkah nyata buat pendidikan yang lebih baik. Semoga ya, guys, sistem baru ini benar-benar jadi harapan baru buat semua anak Indonesia! 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun