Pemerintah telah menetapkan jadwal kegiatan belajar mengajar (KBM) selama bulan Ramadhan 1446 H/2025 M melalui Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri. Berikut adalah rincian jadwal tersebut:
27 dan 28 Februari serta 3, 4, dan 5 Maret 2025: Kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara mandiri di lingkungan keluarga, tempat ibadah, dan masyarakat sesuai penugasan dari sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan.Â
6 hingga 25 Maret 2025: Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan. Selama periode ini, selain kegiatan pembelajaran, diharapkan dilaksanakan kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan iman dan takwa, akhlak mulia, kepemimpinan, dan kegiatan sosial yang membentuk karakter mulia dan kepribadian utama. Bagi peserta didik yang beragama Islam, dianjurkan melaksanakan kegiatan tadarus Al-Qur'an, pesantren kilat, kajian keislaman, dan kegiatan lainnya yang meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia. Bagi peserta didik yang beragama selain Islam, dianjurkan melaksanakan kegiatan bimbingan rohani dan kegiatan keagamaan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.Â
-
26, 27, dan 28 Maret serta 2, 3, 4, 7, dan 8 April 2025: Merupakan libur bersama Idulfitri bagi sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan. Selama libur Idulfitri, peserta didik diharapkan melaksanakan silaturahmi dengan keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan persaudaraan dan persatuan.Â
9 April 2025: Kegiatan pembelajaran di sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan dilaksanakan kembali.Â
Hari libur Ramadhan 1446 H adalah kesempatan berharga bagi keluarga, terutama dalam membangun nilai spiritual dan hubungan harmonis di rumah. Namun, sering kali tantangan muncul ketika anak-anak memanfaatkan waktu luang untuk aktivitas yang kurang produktif, seperti bermain gadget, menghabiskan waktu di media sosial, atau tidur berlebihan. Situasi ini menuntut orang tua untuk memainkan peran lebih aktif dan strategis dalam mengarahkan anak-anaknya selama liburan.
Menyadari Peran sebagai Pendamping Utama
Orang tua harus menyadari bahwa mereka adalah pendamping utama anak-anak selama liburan. Tanpa pengawasan dan arahan yang tepat, anak-anak cenderung mengisi waktu luang dengan aktivitas instan dan menyenangkan, namun seringkali kurang bermanfaat. Ramadhan adalah momen untuk memperkuat iman dan akhlak, sehingga orang tua perlu memastikan suasana rumah mendukung pembentukan karakter yang baik.
Menciptakan Rutinitas Seimbang
Selama libur Ramadhan, orang tua dapat menyusun rutinitas harian yang mencakup waktu untuk ibadah, belajar, bermain, dan beristirahat. Dengan jadwal yang terstruktur, anak-anak dapat tetap produktif tanpa kehilangan kesempatan untuk bersantai. Misalnya, pagi hari bisa digunakan untuk tadarus bersama, siang hari untuk membaca atau belajar, sore untuk kegiatan kreatif, dan malam untuk shalat tarawih berjamaah.
Mengajak Anak Terlibat dalam Kegiatan Keagamaan
Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan dan memperdalam pemahaman anak tentang agama. Orang tua bisa mengajak anak untuk ikut serta dalam kegiatan seperti:
- Membaca dan memahami Al-Qur'an bersama.
- Berbagi sedekah atau membantu menyiapkan makanan untuk berbuka puasa.
- Menghadiri kajian atau tausiyah, baik secara langsung maupun daring.
Melibatkan anak dalam aktivitas ini tidak hanya meningkatkan keimanan mereka tetapi juga mempererat hubungan keluarga.
Mengurangi Ketergantungan pada Gadget
Penggunaan gadget selama liburan harus diatur dengan tegas. Orang tua bisa menetapkan waktu tertentu untuk penggunaan gadget dan memberikan alternatif kegiatan yang menarik, seperti bermain permainan tradisional, memasak bersama, atau melakukan olahraga ringan. Edukasi tentang dampak negatif penggunaan gadget yang berlebihan juga perlu diberikan agar anak memahami pentingnya mengatur waktu mereka.
Menjadi Teladan Positif
Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menunjukkan kebiasaan baik, seperti membaca Al-Qur'an, berzikir, menjaga kesabaran, dan membantu sesama. Dengan menjadi teladan, orang tua secara tidak langsung mengajarkan nilai-nilai penting kepada anak.
Menguatkan Komunikasi dan Kedekatan Emosional
Libur Ramadhan juga bisa dimanfaatkan untuk membangun komunikasi yang lebih baik antara orang tua dan anak. Luangkan waktu untuk berdiskusi, mendengarkan cerita mereka, dan memberikan nasihat dengan penuh kasih sayang. Kedekatan emosional ini akan membuat anak merasa dihargai dan lebih terbuka untuk menerima arahan.
Kesimpulan
Orang tua memiliki peran krusial dalam memastikan libur Ramadhan menjadi waktu yang bermakna bagi anak-anak. Dengan pendekatan yang bijaksana, penuh kasih, dan terencana, liburan ini bisa menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan, memperkuat karakter, dan membangun hubungan keluarga yang lebih erat. Ramadhan bukan sekadar waktu untuk beristirahat, tetapi juga momen untuk memperbaiki diri dan saling mendukung dalam kebaikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI