Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Kepala Sekolah, CEO Litbang Indomatika, Tentor/Pembimbing Olimpiade Matematika, penulis, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis : YouTube vs Facebook, Tren Medsos yang Kian Bersaing

22 Januari 2025   18:45 Diperbarui: 22 Januari 2025   18:13 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam era digital, media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat. Berdasarkan data terbaru, 68% orang dari semua demografi menggunakan YouTube untuk menjawab pertanyaan sehari-hari, mulai dari memilih bahan makanan, memasak, hingga mencuci piring. Statistik ini menunjukkan peran YouTube yang semakin signifikan dalam membantu kebutuhan informasi masyarakat.

Perjalanan Persaingan YouTube dan Facebook

Berdasarkan data dari StatCounter, persaingan antara Facebook dan YouTube di Indonesia terus mengalami dinamika yang menarik. Berikut adalah perjalanan keduanya dari tahun ke tahun:

Tahun 2015

Pada 2015, Facebook merajai media sosial di Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 80%. Empat media sosial lainnya, yakni Twitter, Pinterest, Tumblr, dan Google+, hanya menguasai kurang dari 20%. Saat itu, YouTube bahkan belum masuk ke dalam lima besar.

Tahun 2016

Facebook semakin dominan dengan pangsa pasar mencapai 95,91% pada Desember 2016. Sementara itu, empat pesaing lainnya semakin merosot dengan pangsa di bawah 5%. YouTube masih belum mampu masuk dalam lima besar.

Tahun 2017

Tahun ini menjadi titik balik bagi YouTube. Meski Facebook masih menjadi nomor satu dengan pangsa 87,78%, YouTube mulai masuk ke lima besar, menggantikan Tumblr dan Google+. Dengan pertumbuhan cepat, YouTube mencapai pangsa 7,4% pada akhir tahun, menyusul Instagram yang juga naik daun.

Tahun 2018

Facebook mulai mengalami penurunan drastis. Pada akhir tahun, pangsa pasar Facebook turun hingga 38,93%, kehilangan hampir 50% penggunanya dalam satu tahun. Meski demikian, Facebook masih memimpin, diikuti oleh YouTube, Twitter, Instagram, dan Pinterest. YouTube berhasil menggeser Twitter sebagai pesaing terkuat.

Tahun 2019

Facebook tetap memimpin hingga November 2019, tetapi tren penurunannya berlanjut. Pada akhir tahun, pangsa Facebook turun menjadi 21%. Sementara itu, YouTube terus naik, bersaing ketat dengan Twitter. Instagram dan Pinterest juga saling bertukar posisi.

Tahun 2020

Hingga Agustus 2020, data menunjukkan Facebook memiliki pangsa 40,45%, diikuti oleh YouTube (35,42%), Pinterest (13,25%), Twitter (5,52%), dan Instagram (4,83%). Selisih antara Facebook dan YouTube semakin kecil, hanya sekitar 5%. Jika dibandingkan tahun 2015, selisih antara keduanya yang sebelumnya mencapai lebih dari 80% kini hampir hilang. Dengan asumsi pengguna media sosial di Indonesia berjumlah 100 juta, pengguna YouTube diperkirakan telah melampaui angka 35 juta.

Tahun 2021-2024

Tren menunjukkan dominasi Facebook terus melemah, sementara YouTube semakin menguat. Pada akhir 2021, YouTube berhasil melampaui Facebook dalam hal pangsa pasar pengguna media sosial di Indonesia. Data dari 2022 mengungkapkan YouTube meraih 45% pangsa pasar, dibandingkan dengan Facebook yang turun menjadi 30%.

Pada 2023, YouTube semakin kokoh dengan pangsa pasar mendekati 50%, sementara Facebook berada di angka 25%. Popularitas YouTube didorong oleh konten video yang beragam, algoritma yang mendorong video berkualitas, dan aksesibilitasnya yang lebih baik dibandingkan platform lain. Hingga 2024, YouTube diperkirakan terus memimpin sebagai platform media sosial utama di Indonesia, sementara Facebook mempertahankan posisi sebagai pemain besar tetapi dengan tren stagnan.

Berikut adalah grafik pertumbuhan pengguna Facebook dan YouTube di Indonesia dari tahun 2015 hingga 2024. Grafik menunjukkan penurunan signifikan untuk Facebook sejak 2018, sementara YouTube terus mengalami peningkatan yang konsisten dan mulai memimpin pada tahun-tahun terakhir.

Mengapa YouTube Kian Populer?

YouTube menawarkan keunggulan yang tidak dimiliki platform lain. Facebook memang memiliki fitur video, tetapi pengguna sering kesulitan menemukan video lama. Sebaliknya, YouTube menawarkan katalog video yang terorganisir, memungkinkan pengguna menemukan video dari dua minggu, dua bulan, bahkan dua tahun lalu.

YouTube juga bukan seperti Twitter yang hanya menyediakan teks singkat, atau Instagram yang fokus pada teks dan gambar. YouTube menawarkan nilai substansi yang lebih mendalam. Konten di YouTube tidak hanya informatif tetapi juga memiliki nilai pustaka yang tinggi, yang menjadikannya sumber utama pencarian informasi.

Selain itu, algoritma YouTube memungkinkan video berkualitas bertahan di puncak pencarian selama bertahun-tahun. Tidak seperti Facebook yang masih bergantung pada status sosial atau penokohan untuk menarik perhatian, YouTube memberikan kesempatan yang sama bagi siapa saja tanpa memandang latar belakang pendidikan atau status sosial.

Masa Depan YouTube di Indonesia

Dengan tren pertumbuhan yang positif, YouTube diprediksi akan terus memperlebar jaraknya dengan Facebook sebagai platform media sosial utama di Indonesia. Hal ini membuka peluang besar bagi sektor periklanan, media massa, hingga pendidikan untuk memanfaatkan potensi YouTube.

Apakah YouTube akan sepenuhnya menggeser Facebook? Waktu yang akan menjawab. Namun, satu hal yang pasti: YouTube telah menjadi pemain utama yang tidak bisa diabaikan dalam dunia media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun