Mohon tunggu...
Tunas Gaharu Magelang
Tunas Gaharu Magelang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha, owner

Petani Gaharu dan Singkong Gajah (Merdeka) di Lereng Gunung Merapi, penggagas dan pendiri Paguyuban Tunas Merapi (edukasi konservasi lereng Merapi)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menanam 384 Pohon Gaharu dan 240 Pohon Cengkeh : Anak - Anak Merapi Persiapkan Biaya Perguruan Tinggi

20 Desember 2013   10:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:42 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_299188" align="aligncenter" width="300" caption="Yani, bercita - cita menjadi dokter anak (foto dokumen pribadi)"][/caption] Dalam sebuah perjumpaan dengan anak - anak SD Negri Keningar I, kecamatan Dukun, kabupaten Magelang, tepatnya sekitar 5 KM dari puncak Gunung Merapi, penulis bertanya , "Siapa yang pengen kuliah....?" Sontak teriak anak - anak menjawab lantang sambil mengacung - acungkan telunjuk jarinya, "Saya...saya....saya....!!!!" Anak - anak Tunas Merapi ini saat ini duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar.  Delapan tahun ke depan, anak - anak Tunas Merapi ini membutuhkan biaya untuk memasuki dunia pendidikan di Perguruan Tinggi. Empat atau lima tahun untuk bisa menyandang gelar "sarjana" cukup kah 150 juta rupiah? 200 juta rupiah? Anggap saja 200 juta rupiah. Dalam delapan tahun ini anak - anak Tunas Merapi harus sanggup menabung dana sebesar 200 juta rupiah untuk bisa mewujudkan impiannya meraih gelar Sarjana. Mari berhitung : 200.000.000 : 8 tahun = 25.000.000 25.000.000 : 12 bulan = 2.083.333 2.083.333 : 30 hari = 69.444 Dari ilustrasi ini, setidaknya setiap hari anak - anak Tunas Merapi ini harus menyisihkan/menabung sebesar Rp 69.000 (enam puluh sembilan ribu rupiah). Nominal Rp 69.000 setiap hari bukanlah nilai yang sedikit bagi anak - anak  Tunas Merapi. "Sanggupkah dalam sehari menabung 69.000 rupiah?" Dalam bengong anak - anak diam tak menjawab. Raut putus asa tergambar di wajah anak - anak Tunas Merapi. Menanam Pohon adalah Menabung Anak - anak Tunas Merapi menyepakati sebuah langkah sederhana nan murah demi bisa meraih cita - cita melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi. Langkah nan sederhana ini adalah masing - masing anak menanam 8 pohon Gaharu dan 5 pohon cengkih. " Mengapa pohon Gaharu dan pohon Cengkih?" Pohon Gaharu diyakini sebagai pohon berpotensi nilai ekonomi yang sangat tinggi, bahkan diakui sebagai kayu termahal di dunia. Setiap pohon Gaharu,  usia tanam 8 tahun mempunyai potensi puluhan juta rupiah. Cengkih, usia tanam 5 tahun sudah mulai menghasilkan bunga - bunga cengkih yang bisa di-rupiahkan. [caption id="attachment_299894" align="aligncenter" width="300" caption="Anak - anak Tunas Merapi menyiapkan bibit Gaharu dan Cengkih (foto dokumen pribadi)"]

13874614741832086625
13874614741832086625
[/caption] [caption id="attachment_299897" align="aligncenter" width="300" caption="asyik menyambut bibit Gaharu dan bibit Cengkih (foto dokumen pribadi)"]
138746185152713890
138746185152713890
[/caption] [caption id="attachment_299902" align="aligncenter" width="300" caption="Ceria menyongsong masa depan (foto dokumen pribadi)"]
13874625262067040598
13874625262067040598
[/caption] Liburan paska tes semester ini, 48 siswa SD Negeri Keningar I, kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang menanam 384 bibit pohon Gaharu dan 240 bibit pohon Cengkih. Cukup sederhana, mudah, mengasyikkan dan menguntungkan :  menanam pohon sebagai aksi peduli 'hijau' yang juga sebagai sarana menabung dana persiapan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Pohon Gaharu dan pohon Cengkih ditanam  di area ladang milik mereka sendiri. Ada yang menanam di pekarangan rumah, ada yang menanam di ladang yang secara intensive didampingi dan dipandu oleh orang tua mereka.  Anak - anak mempunyai tugas : menanam dan merawat serta akan membuat tulisan singkat perihal kondisi tanaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun