Indonesia berupa bola-bola daging seukuran bola pingpong. Â Baso pada umumnya merupakan campuran daging sapi giling, ayam dan tepung tapioka.
Baso merupakan makanan khasNamun, saat ini baso tidak hanya berbahan baku daging sapi dan ayam namun  baso berbahan dasar ikan juga mulai banyak digemari Masyarakat luas khususnya penikmat baso. Tak ayal baso sering disebut sebagai makanan sejuta umat.
Akhir-akhir ini banyak bermunculan produsen baso ikan. Namun salah satu produsen baso ikan tuna yang sudah berkiprah cukup lama yakni Baso Ikan Tunas Bahari. Bertahan lebih dari satu dekade akhirnya baso ikan Tunas Bahari membuka toko pertamanya di Jalan Inspeksi Citarum Kabupaten Bandung belum lama ini.
"Bakso ikan Tunas Bahari ini, memiliki banyak keunggulan dan sudah barang tentu memiliki kandungan gizi yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan," ungkap Agus Gunawan, pemilik Baso Ikan Tunas Bahari.
"Alhamdulillah, berbagai kalangan menyukai Baso Ikan tuna dari Tunas Bahari" sambungnya.
Menilik dari beberapa sumber, Baso memiliki sejarah yang cukup unik dan menarik. Dari asal usul nama, pengaruh kekuasaan di tiap periode, pengaruh etnis dan lain sebagainya.
1. Asal Usul Nama
Kata "baso" berasal dari bahasa Hokkien, "bah-so", yang berarti daging giling. Ini menunjukkan pengaruh Tionghoa dalam kuliner Indonesia. Baso pertama kali diperkenalkan oleh imigran Tionghoa di Indonesia. Awalnya, baso dibuat dari daging babi, namun karena mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim, baso kemudian lebih sering dibuat dari daging sapi atau ayam.
2. Kepopuleran di Era Kolonial
Selama era kolonial Belanda, baso mulai dikenal luas dan menjadi populer di kalangan masyarakat Indonesia. Inilah cikal bakal baso menjadi makanan yang merakyat di Indonesia.
3. Varian Baso
Beragam jenis baso berkembang di berbagai daerah di Indonesia, seperti baso Malang yang disajikan dengan tahu, pangsit, dan mie, atau baso Solo yang terkenal dengan tekstur kenyalnya. Bahkan kini, baso sudah mulai banyak dimodifikasi dalam menu-menu sajian nusantara
4. Cita Rasa Lokal
Meskipun berasal dari Tionghoa, baso telah beradaptasi dengan cita rasa lokal Indonesia, termasuk penambahan bumbu khas seperti bawang putih, merica, dan garam. Dalam penyajiannya, baso sering disajikan dengan kuah kaldu yang gurih, mie, bihun, sayuran, dan berbagai pelengkap seperti tahu, pangsit, serta taburan bawang goreng dan seledri.
Baso tidak hanya menjadi bagian dari makanan sehari-hari, tetapi juga telah menjadi simbol kuliner jalanan Indonesia yang sangat dicintai.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H