Mohon tunggu...
TUN SAMUDRA
TUN SAMUDRA Mohon Tunggu... Politisi - Laki-Laki

SAYA MENULIS UNTUK 2 MANFAAT

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Aku, Partai Golkar, dan Kedewasaan

22 Mei 2016   11:34 Diperbarui: 22 Mei 2016   12:18 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpribadi/mimbar-rakyat.com"

Allah SWT Kasih saya pemikiran yang bagi saya adalah sangat sangat mesti saya sukuri. Saya tidak pernah membandingkan hidup saya dengan orang lain. Jika teman saya berhasil dalam karirnya, itu adalah hal yang telah ia tuai. Tentu ada proses panjang yang berbau penderitaan terlebih dahulu.

Sedang jika teman saya belum sukses, tidak perlu berprasangka apapun, cukup melihat diri sendiri, sehingga saya tidak harus membuang buang energy hanya untuk memikirkan teman yang belum sukses. Sekalipun definisi sukses itu multitafsir, namun dalam hal ini sukses yang dimaksud adalah sukses dalam karir.

Sebagai seorang manusia, ada kalanya kita ingin seperti orang lain, hal itu baik karena bisa menjadi motivasi, namun ada kalanya kita tidak senang melihat teman kita yang terlebih dahulu merasakan kesuksesan, sekali lagi sepertinya kita perlu intropeksi hati, barangkali kita mengidap suatu penyakit hati kronis.. Perlu disadari bahwa iri hati tidak akan membuat seseorang menjadi apa-apa, justru akan semakin menderita seiring dengan kesuksesan orang disekitarnya.

Saya hingga saat ini tidak pernah mendapatkan orang yang terus terang mengakui bahwa ia telah mempunyai penyakit hati dan ingin sembuh sehingga bisa merintis visi hidupnya. Karena terus terang dengan hati yang bersih akan menghasilkan prasangka baik serta pikiran yang jernih, itulah hal yang paling urgen dan strategis letaknya dalam proses merintis sebuah visi kehidupan.

Untuk Saya, Saya memang belum sukses, tapi bagi saya untuk sukses ada sesuatu yang harus di bayar mahal untuk menggapai kesuksesan, seperti pengorbanan, penderitaan lahir dan batin, serta di remehkan oleh orang disekitar kita maupun orang lain.

Tapi bagi saya, tidak mempedulikan semua itu adalah solusi untuk tetap melangkah kedepan. Menanggapi apalagi memikirkan, memasukan dalam hati hanya akan merugikan diri sendiri.

Saya tidak pernah berpikir sedikitpun jika kelak sukses adalah untuk menunjukan kepada orang yang telah meremehkan saya, saya tidak pernah peduli dengan orang-orang seperti itu, apalagi untuk sukses biar bisa menjadi bahan pameran kepada orang yang telah meremehkan saya. Itu sangat tidak penting, saya punya mimpi, tentunya Allah SWT tidak akan memberi kesuksesan seseorang manakala dia belum siap untuk menerimanya, karena yang terjadi adalah kesombongan. biasanya kehidupan seperti itu tidak akan berakhir Happy Ending.

Pernah nonton Sinetron,? Pemain antagonis akan selalu mendapatkan keberuntungan, kebahagiaan dalam hidupnya, sedang orang yang baik akan selalu menderita, namun ada saatnya keduanya akan berbanding terbalik, dimana si jahat itu akan menderita dan orang baik itu akan menuai kebahagiaan, tentu karena ketabahan, kesabaran, dan keyakinannya. D

Bagi saya, saya tidak tahu apakah saat ini saya seperti orang jahat atau orang baik, saya sendiri pun tidak berani menafsirkan diri saya apalali ke dalam hal-hal yang baik. Kebenaran yang sempurna hanya milik sang Khalik. Tapi paling tidak saat ini saya sedang dalam proses perjuangan untuk memperbaiki hati.

Karena Hati yang bersih akan melahirkan prasangka baik, prasangka yang baik akan mempengaruhi prilaku untuk menjadi lebih baik. Hingga pada waktunya pantun, berakit-rakit dahulu, berenang-ranang ketepian, bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian. Akan melekat di hati orang yang berprasangka baik.

Partai Golkar menuju Kedewasaan

Saya mengkaitkan hal di atas dengan Partai Golongan Karya yang baru-baru saja melaksanakan Munaslub. Kata orang Munaslub kemarin adalah suatu bentuk kebangkitan partai Golkar, namun kata orang yang lainnya terpilihnya Setya Novanto adalah suatu babak baru untuk sebagai bentuk kelanjutan pembabak beluran partai Golkar. Tapi bagi saya pribadi apapun yang kelak akan terjadi dengan partai Golkar adalah apa yang sebenarnya pernah ia lakukan di masa lalu, saya menyimpan keyakinan bahwa Golkar telah berbuat banyak sehingga Indonesia bisa berkembang sampai sekarang ini, tentunya Golkar telah banyak berkarya bagi Indonesia. 

Sehingga saya yakin dan percaya bahwa Setya Novanto memang ditakdirkan untuk membesarkan kembali eksistensi partai Golkar. Namun jika seandainya suatu waktu partai Golkar benar-benar jatuh, maka suatu keyakinan saya bahwa selama ini apa yang partai golkar lakukan adalah tidak benar-benar berkarya untuk kepentingan bangsa. Saya percaya kehidupan itu seperti Sinetron di TV, seberuntung-beruntungnya pemain antagonis, pada akhirnya akan jatuh dan tak akan mampu bangkit lagi, serta sebaliknya, menderita-menderitanya pemain Protogonis, pada akhirnya akan hidup bahagia selamanya.

Saya berharap partai Golkar dapat seperti dulu, tetap eksis, sehingga pihak-pihak terkait maupun masyarakat tidak mempermasalahkan ketika Setya Novanto menyatakan sikap untuk mendukung Pencapresan Jokowidodo dalam Pilpres 2019, bagaimanapun kita mesti pahami keadaan Setya Novanto, namun kita juga mesti pertimbangkan karakternya yang fleksibel sehingga baik bagi Partai Golkar sendiri.

Partai Golkar harus selalu berada dalam pemerintahan, karena hanya dengan cara itulah partai Golkar dapat selalu berkarya untuk rakyat Indonesia, karena menurut saya partai yang oposisi itu hanya mengejar kekuasaan sehingga tidak akan sudi bersama pemerintah untuk saling tukar pikiran apalagi memberikan sumbangsihnya namun diatasnamakan pemerintah demi mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Jika suatu saat presiden Jokowidodo pun tidak terpilih menjadi Presiden untuk kedua kalinya, bukan suatu hal yang salah jika seandainya Golkar pun bermanuver, karena bagi Golkar dengan berada di dalam peemrintahan berarti lebih dekat dengan rakyat Indonesia. sikap inilah yang selama ini hilang dari sanubari partai politik.

Partai Golkar sepertinya telah semakin dewasa, kini partai Golkar tidak lagi menunjukan keegoisannya untuk tetap berada di luar pemerintahan. Partai Golkar butuh tempat dipemerintahan untuk tetap eksis, sedang pemerintah butuh Golkar berupa sumbangan pemikiran dan tindakan-tindakan konkrit.

Muhammad Tun Samudra

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun