Mohon tunggu...
TUN SAMUDRA
TUN SAMUDRA Mohon Tunggu... Politisi - Laki-Laki

SAYA MENULIS UNTUK 2 MANFAAT

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

3 Faktor Kriminalitas yang Berbau Aneh, di Luar Nalar, dan Berkesinambungan

18 Mei 2016   06:58 Diperbarui: 18 Mei 2016   07:30 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="ilustrasi: www. merdeka.com"][/caption]

Ironi Indonesia, mengapa akhir-akhir ini kriminalitas yang terjadi diluar nalar manusia kerap terjadi, yang yang mencengangkan pelakunya rata-rata anak dibawah umur yang merupakan calon-calon pengendali bangsa ini. Kasus-kasus kriminalitas yang terjadi pun beragam dan jauh dari biasanya. Ada balita mungil berumur 2 tahun yang diperkosa bapaknya, ada anak sekolahan yang diperkosa secara sadis dengan dimasukan gagang cangkul ( bahkan penulis pun tidak sanggup untuk melanjutkan uraian kasus-kasus yang terjadi) , tapi masih banyak lagi kriminalitas yang terjadi diluar nalar manusia dan parahnya itu terjadi dalam rentan waktu yang tidak lama artinya belum selesai satu kasus muncul lagi kasus baru. Dan tidak menutup kemungkinan tindakan yang beraroma di luar nalar manusia ini masih akan berlanjut Hingga Jonru naik pitam lagi sehingga memprotes pengambil kebijakan tertinggi di Republik ini.

Menurut penulis ada 3 Faktor yang menyebabkan Tindakan Kriminal yang terjadi akhir-akhir berbau Aneh, diluar nalar, dan berkesinambungan:

1. Pendidikan Moral

Pendidikan adalah tempat di asahnya kemampuan serta sebagai wadah pembentukan karakter anak. Oleh sebab itu yang akan menentukan seseorang memiliki Moral yang baik kelak adalah bagaimana pendidikannya

Pendidikan menurut penulis terbagi atas tiga kelompok

a. Pendidikan moral di dalam keluarga

Pendidikan Moral di dalam keluarga adalah suatu keharusan yang sangat menentukan perkembangan pola pikir anak. Seperti ungkapan anak adalah cerminan dari orang tua. Bukan sekedar tentang parasnya. Melainkan lebih kepada Sifat bawaan yang di hiasi sedikit dengan hukum alam. Suatu contoh, Keluarga yang broken home sebagian besar anaknya lah yang menjadi korban, entah menjadi tidak karuan karena strees, salah jalan karena tidak ada yang peduli, serta merasa telah gagal dalam hidupnya. Begitu urgennya peran orang tua dalam mendidik anak. Namun di masa kini peran orang tua kian menjadikan hal itu sebagai urusan yang sepele. Yang berimplikasi dengan keanehan-keanehan yang sangat tidak masuk di akal sehat yang dilakukan oleh muda-muda kita.

b.Pendidikan moral di lingkungan sekolah

Menanggapi pendidikan di sekolah penulis lebih menitikberatkan terhadap pendidikan moral. Penulis sudah beberapa kali menulis artikel tentang lebih pentingnya pendidikan moral dibandingkan dengan pendidikan umum. Indonesia punya banyak orang cerdas dan pintar, tapi sayang tidak semua memiliki moral baik. Sebagai contoh kita tengok penghuni Hotel borneo akibat terbukti dipengadilan melakukan tindak pidana korupsi, hampir seluruhnya adalah orang-orang pintar dan cerdas yang lulus dan tercover sebagai pengemban amanah dalam struktur pemerintahan Republik Indonesia. Ini adalah PR pemerintah begaimana mengubah system pendidikan Indonesia untuk dapat melahirkan penerus-penerus bangsa ini yang tidak hanya pintar saja, namun berakhlak baik yang nantinya akan membawa kemasylahatan bagi rakyat Indonesia. Salah satu yang bisa pemerintah lakukan adalah menambah Jam pelajaran pendidikan Moral siswa dan mengurangi mata pelajaran yang bersifat umum.

c. Pendidikan Spiritual

Tentunya Pendidikan Spiritual sangatlah penting dalam pembentukan karakter seorang anak, dengan menanamkan nilai-nilai agama kepada anak sejak kecil akan berdampak besar dimasa yang akan datang. Sebenarnya pelajaran agama sangatlah pragmatis. Artinya pelajaran agama selain dapat diperoleh di rumah, juga dapat diperoleh disekolah maupun di lingkungan luar sekolah, seperti kegiatan TKA muapun TPA yang sampai sekrang masih eksis. Hanya saja di masa kini yang kurang itu adalah kesadaran orang tua. Dikarenakan beberapa factor seperti kesibukan karena pekerjaan, kurangnya kesadaran akan ilmu agama, dan karena ketidaksiapan untuk berumah tangga serta memiliki anak.

2. Teknologi

Tidak bisa kita pungkri bahwa Teknologi adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keanomian masyarakat masa kini, utamanya kalangan anak di bawah umur. Jaman sekarang anak SD pun telah diberikan fasilitas yang cukup mencengangkan tak tanggung-tanggung orang tua rela mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk memanjakan anaknya. Mungkin bagi mereka yang notabene adalah orang tua pemberi fasilitas mewah kepada anaknya, hal itu adalah bentuk kasih sayang dan sebagai fasilitas untuk mempermudah anaknya dalam menuntut ilmu. Tapi apakah orang tua itu tidak sadar bahwa yang dilakukannya itu sangatlah jauh dari bentuk kasih sayang melainkan adalah penjerumusan yang tak tangung-tanggung dampaknya sangat besar.

Teknologi sebenarnya sangat positif jika digunakan diwaktu yang tepat, tujuan yang tepat, dan orang yang tepat. Jika disalah gunakan akan melahirkan suatu pembodohan yang instan tapi pengaruhnya barangkali seumur hidup. Khususnya berkaitan dengan kriminaloitas anak yang terjadi belakangan ini. Teknologi sangat berperan penting dalam tindakan-tindakan menyimpang yang terjadi akhir-akhir ini. Begitu mudahnya mengakses konten – konten yang negative dalam internet. Tapi sebagian orang tua tidak menyadari, sebagaian orang tua merasa bahwa dengan menfasilitasi anaknya dengan internet adalah sebagai bentuk kasih sayang dan membantu anaknya dalam belajar. Tapi seorang anak tidak serta merta menggunakan internet itu untuk hal-hal yang berbau positif justru lebih banyak menggunakannya untuk hal-hal yang berbau negative. Seperti mengakses konten negatif, mencari lawan jenis, membully dan sebagainya. Sehinga sedikit demi sedikit terbentuklah karakter anak itu sehingga ketika seoranga anak telah tumbuh dewasa menjadi pribadi yang tidak baik.

3. Kemiskinan

Kemiskinan adalah Sumber Kejahatan yang merupakan faktor yang cukup dominan. Kemiskinan membuat seseorang terdesak dengan keadaan dan waktu. kemiskinan bukan solusi. Emosi dan Gelap mata akan mudah tumbuh jika jiwa terdesak. Sehingga insan yang lemahlah yang menjadi pelampiasan, yakni perempuan dan anak. Tak heran banyak sosiolog mengatakan bahwa kemiskinan adalah sumber kejahatan. Tapi tidak mutlak karena bagaimanapun persoalan kemiskinan adalah tanggung jawab Negara, negaralah yang bertanggungjawab atas ketidakmampuannya menekan angka kemiskinan.

Berdasarkan hasil penyelidikan kasus pembunuhan bocah malang si kecil Yuyun. Diketahui bahwa hampir seluruh pelaku pemerkosaan dan pembunuhan Yuyun hidup dalam lingkaran kemiskinan dan sudah putus sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun