Alkisah di sebuah negeri antah berantah. Sebuah pulau kecil yang metropolitan. Gedung-gedung tinggi menjulang berarakan secara vertikal. Lampu-lampu yang megah dan terang, rumah-rumah minangkabau ke eropa-an, jembatan-jembatan kayu yang minimalis, semua bangunan perkantoran dibuat dari susunan botol aqua yang berdiri megah. Atap-atap bangunan perkantoran itu dirimbuni oleh tanah dan ilalang yang hijau. Di kiri dan kanan jalanan di tumbuhi pohon uang yang tidak bisa dipetik. Ketika pohon uang sudah berbuah dan sudah layak untuk gugur, ia akan terbang sesuai ke arah orang yang sedang membutuhkannya.
Di pulau kecil dan mungil ini, hiduplah seorang gadis yang berada di desa Undil. Namanya Tysaurus. Kulitnya bermotif macan tutul, saat malam berwarna cokelat hitam saat siang berwarna hitam putih. Tysaurus memiliki dua tanduk berbentuk lope-lope dikepalanya. Rambutnya yang berwarna merah ke emas-emasan seperti baju adat pernikahan Marshanda dan Ben Kasyafani. Kukunya lentik dan berwarna sejernih air di sungai Amazon. Lidahnya suka melet-melet sendiri jika dia tengah kelaparan. Tysaurus yang gemulai dan berbody proposional seperti Luna Maya, berbibir bak sarang lebahnya Angelina Jolie, sangat di puja-puja kaum lelaki yang ada dipulau itu. Sebabnya adalah ia memiliki buntut ekor yang kerlap-kerlip seperti lampu warung remang-remang yang ternyata adalah pemberian cenderamata dari beberapa kumis Adolf Hitler yang di stek di kulit dan akhirnya tumbuh menjadi ekor yang amat sangat mahal harganya. Si gadis berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankan ekornya, maka ia membeli sebuah senjata AK-24 dari salah seorang temannya yang berjualan senjata di "taman ria" di Indonesia, negeri para tikus-tikus curut yang haus dan lapar.
Tysaurus memiliki seorang pacar yang bernama Afgansaurus yang merupakan seorang penyanyi terkenal di pulau tersebut. Lagu-lagunya begitu populer antara lain, remix dinding badinding, bagai air di daun talas, ani, dan lagu berbahasa Inggris yang berjudul "my love is not an ordinary love". Afgansaurus yang tampan dan berkaki kuda berkepala manusia ini sangat menyayangi Tysaurus. Di pulau ini, semua rakyatnya tidak memiliki kelamin. Jika ingin berkembangbiak hanya dengan cara meludah di sungai Lamnyong yang nantinya akan muncul bayi-bayi yang sesuai diinginkan sebelum meludah. *jorok kali*
Afgansaurus dan Tysaurus melakukan kissing hanya dengan menyentuh jari-jari mereka, bertatapan dengan mengedipkan mata sampai ratusan kali yang artinya adalah simbol "i love you".
Pulau Insomnia ini adalah pulau dimana rakyatnya tidak pernah tidur, galau, arah hidup tidak menentu, roh nya adalah twitter (jika tidak online twitter maka dia tidak sedang hidup).
Suatu hari, pulau yang bising dan penuh dengan aksi-aksi rakyatnya yang suka jungkir balik dan salto-salto ini dihebohkan sebuah berita. Bahwa seorang pemuda bernama Vidi Aldianus menculik Tysaurus. Ternyata cerita punya cerita Tysaurus adalah putri yang tertukar. Dan yang lebih mengagetkan lagi dia adalah putri dewa Aquarius yang tidak lain dan tidak bukan adalah sahabat dewa Neptunus yang merupakan ayah dari Vidi Aldianus. Sejak kecil mereka telah dijodohkan. Vidi Aldianus sudah mengetahui Tysaurus sejak lama, dan diam-diam memperhatikannya kemudian Vidi Aldianus jatuh hati dan mengikuti reality show termehek-mehek untuk mempertemukannya dengan Tysaurus. Saat bertemu Tysaurus, Vidi Aldianus menceritaka cerita asal muasal mengapa ia mencari Tysaurus dan juga menjelaskan bahwa mereka sudah dijodohkan. Tysaurus berang dan merasa marah, dari hidungnya keluar gumpalan asap-asap kehitaman, matanya berapi-api, dan buntutnya yang kerlap kerlip mencekik leher Vidi Aldianus. Namun Vidi Aldianus lebih tanggap dan lihai, ia menyemburkan air dari cincin saktinya ke arah Tysaurus. Spontan Tysaurus menjadi kedinginan dan pasang muka mewek nan jelek. Mata Tysaurus ditutup dan ia diculik oleh Vidi Aldianus dan dibawa ke pulau Sagitarius yang jauh dari pulau Insomnia.
Afagansaurus yang mengetahui kejadiaan ini menjadi sedih dan hilang nafsu makan. Ia amat kehilangan Tysaurus yang merupakan semanat hidupnya. Ia merindukan belaian dari buntut Tysaurus. Berbulan-bulan, bertahun-tahun, hingga akhirnya Afgansaurus menciptakan lagu untuk mengenang Tysaurus yang berjudul "bawalah pergi cintaku".
Tanpa diduga, lagu itu laris manis hingga mencapai ribuan kaset dan cd. Hingga sampai ke pulau Sagitarius. Tanpa sengaja juga, Tysaurus yang sudah beranak 16 dan bercucu 26 itu membeli kaset tersebut di salah satu Disc Tara yang ada di kota Sagitarius. Tysaurus mengetahui itu adalah suara Afgansaurus, kekasih lamanya. Dia menatapi kover Afgansaurus yang bersandar ke tembok dengan kaki kudanya, dan gigi baru Afgansaurus yang sudah berkawat. Tysaurus menangis dan sedih mendengar lagu itu. Dan akhirnya di suatu malam, Tysaurus berniat ingin bertemu Afagansaurus di pulau Insomnia. Dia mengirim surat kepada Afgansaurus,untuk menunggunya di jembatan Peurelak. Afgansaurus yang sudah kurus saat itu sangat girang mendengar kabar itu. Akhirnya mereka bertemu kangen, dan berurai air mata yang menggambarkan rindu yang selama ini terpendam. Afgansaurus terkejut mendengar Tysaurus sudah memiliki anak dan cucu. Namun akhirnya kembali tersenyum lega, karna anak dan cucunya itu hanya hasil ludah-ludah selir-selir Vidi Aldianus yang leboy dan penuh gombal. Tysaurus merasa amat tidak bahagia, dan akhirnya mengajak Afgansaurus untuk melarikan diri ke suatu pulau. Pulau Nanggroe namanya, disana kita bisa bermain rencong-rencongan, kata Afgansaurus. Ah, aku sangat senang main perang-perangan, jawab Tysaurus.
Dengan mantra Apparate, mereke beraparate sambil memegang hidung satu sama lain dan tidak boleh terlepas hingga sampai ketempat tujuan.
Dan,selama berpuluh menit berapparate. Sampai lah mereka di Pulau Nanggroe. Yang letaknya hanya dua jengkal berbatasan dari pulau Insomnia.
Heff. Kukira sejauh Afrika Selatan, "kata Tysaurus mendengus.
*** bersambung ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H