Mohon tunggu...
K.R. Tumenggung Purbonagoro
K.R. Tumenggung Purbonagoro Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Pengamat dan Suka Menulis Twitter: twitter.com/purbonagoro

Selanjutnya

Tutup

Politik

Motif Busuk di Balik Politisasi Formula E

11 November 2021   16:30 Diperbarui: 11 November 2021   17:21 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Formula E, Foto: Getty Images

Fakta ini disembunyikan demi membenarkan narasi busuk bahwa pemprov DKI lebih mementingkan bayar commitment fee dibanding penanganan bencana virus Corona.

Narasi busuk itu diframing oleh media-media bayaran dan disebar oleh akun-akun di medsos yang sebelumnya memproklamirkan diri menolak move on dari kekalahan jagoannya pada kontestasi Pilkada DKI 2017. Jadi jelas sekali jika isu commitment fee Formula E bermuatan politik yang syarat hoaks.

Isu commitment fee diframing setelah Pemprov DKI sedang mempersiapkan gelaran Formula E yang tertunda karena pandemi. Mengapa tetap digelar?

Pertama karena sebelumnya sudah ada perikatan (MoU) dan sudah setengah jalan namun terhenti akibat bencana nasional sehingga setelah bencana selesai, MoU wajib dituntaskan.

Kedua, saat ini kegiatan olahraga seperti PON di Papua dan kompetisi sepakbola sudah kembali bergulir. Bahkan Sirkuit Mandalika sudah dijadwalkan akan menggelar MotoGP. Sementara gelaran Formula E baru akan dilaksanakan tahun 2022.

Menyebut Formula E dilaksanakan di tengah pandemi sambil menutup mata terhadap gelaran PON, MotoGP di Sirkuit Mandalika dan kegiatan olahraga lainnya, hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki dendam kesumat sehingga diragukan logika berpikirnya.

Kelompok ini akan memanfaatkan segala isu untuk menjegal program kerja Gubernur Anies. Tidak ada satu pun kebijakan Gubernur Anies yang benar di mata kelompok ini. Bahkan sekedar rencana konser musik di Jakarta International Stadium yang akan diresmikan, menjadi isu yang diframing untuk menjatuhkan Anies.  

Ketiga, sebagai respon atas kondisi saat ini, PT Jakarta Propertindo selaku penyelenggara balapan Formula E telah melakukan renegoisasi yang alot selama dua hari dengan FEO (Formula E Operation). Hasilnya, seperti disampaikan Direktur Pengembangan Bisnis sekaligus Managing Director Formula E PT Jakarta Propertindo, Gunung Kartiko, kewajiban membayar Rp 2,3 triliun hilang, digantikan Rp 560 miliar yang sudah disetor dan dijadikan untuk tiga tahun penyelenggaraan Formula E 2022, 2023 dan 2024.

Hal-hal seperti itu akan ditutup rapat-rapat oleh para pendengung yang bermimpi menjatuhkan Gubernur Anies. Motif mereka sangat busuk. Dengan culas mereka memanfaatkan bencana untuk menebar hoaks. Setelah gagal menjadikan lembaga DPRD sebagai pemuas kebencian, kini mereka sibuk melobi KPK. Mereka yakin bisa memanfaatkan KPK karena sudah terbukti pimpinannya pernah melakukan tindakan melanggar kode etik.

Kita mengecam kelakuan politisi yang memanfaatkan bencana untuk tujuan politik, sebagaimana mereka yang memanfaatkan bencana untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. []

Baca Artikel Lainnya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun