Mohon tunggu...
K.R. Tumenggung Purbonagoro
K.R. Tumenggung Purbonagoro Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Pengamat dan Suka Menulis Twitter: twitter.com/purbonagoro

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bisnis PCR Diusik, Formula E Langsung Ditelusuri

5 November 2021   16:00 Diperbarui: 5 November 2021   16:06 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alih-alih fokus pada isu besar adanya dugaan pejabat berbisnis dengan memanfaatkan kesengsaraan rakyat, terutama pengguna moda transportasi, KPK justru merilis upaya pihaknya menelusuri data  dan informasi terkait Formula E yang baru akan digelar 2022 mendatang karena sebelumnya pemerintah menerapkan status darurat nasional yang tidak memungkinkan untuk menggelar kegiatan berskala besar.  

Artinya, pelaksanaan Foremula E sedang berproses dan akan segera dilaksanakan. Jika KPK merasa ada dugaan penyimpangan, mestinya menunggu sampai kegiatan dilaksanakan.

Faktanya KPK bergerak karena adanya desakan dari sekelompok masyarakat yang sejak awal selalu menjadikan kasus apa pun untuk mendiskreditkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Isu Formula E sangat politis dan telah menjadi jualan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Bahkan PSI dan PDIP, sempat mencoba menggunakan kewenangannya di DPRD untuk mendongkel Anies melalui gelaran interpelasi. Setelah upayanya gagal total, Formula E lantas dipaksakan menjadi kasus hukum. Sunguh Ironi.

Kita tentu berharp KPK masih menjadi pilar penegakan hukum yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat. Di tengah krisis kepemimpinan di mana dua pimpinannya yakni Ketua KPK Firli Bahuri dan Wakil Ketua Lili Pintauli Siregar dijatuhi sanksi karena terbukti melanggar kode etik, mestinya lembaga antirasuah itu bisa berbenah dengan menunjukkan kinerja yang baik.

Sungguh, kita tidak ingin KPK bekerja mengikuti gendang yang ditabuh politisi yang menggunakan sifat dengkinya sebagai alas kritik.

Baca Artikel lainnya:

Langkah Laporan Polisi Luhut dan Moeldoko Potensi Matikan Demokrasi

Yusril Jadikan Partai Demokrat Kelinci Percobaan

Daerah Resapan Air Menyempit, Grebek Lumpur dan Biopori Jadi Solusi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun