Mohon tunggu...
Tulus Setiono
Tulus Setiono Mohon Tunggu... Dosen - Speaker, trainer, motivator

Pelatih soft skills, Trainer Outbound, Mitra Belajar Service Excellence, Komunikasi Efektif, dan Handling Complaint. Motivator dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Buang yang Seharusnya Dibuang

7 Januari 2020   20:40 Diperbarui: 7 Januari 2020   20:44 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Analoginya, gudang rumah kita. Tidak menunggu setahun biasanya sudah penuh sesak. Bertumpuk gardus, barang-barang rusak, kasur rusak, bahkan baju-baju tak terpakai saling bertumpuk. Apabila tidak dibuang apa yang semestinya dibuang maka gudang rumah kita pun semakin penuh. Tidak hanya penuh tapi menjadi sarang tikus, kecoa, ngengat, rayap bahkan hantu eh.

Hati kita pun sama. Jika tidak bijak menyaring mana yang harus disimpan mana yang harus dilupakan maka hati kita penuh sesak. Campur aduk. Bahkan bisa menjadi sarang hantu eh sarang penyakit. Bagaimana tidak, setiap waktu berlalu pasti menyisakan cerita. Dari cerita yang menyenangkan, menyedihkan atau biasa saja. Setiap cerita tersebut tersimpan di "kamar-kamar yang ada di hati kita". Terus bertambah dari waktu ke waktu.

Jika tidak dikelola dengan baik, cerita yang menyakitkan akan terus beranak pinak. Bahkan yang biasa saja pun bisa berubah menjadi menyakitkan saat ditumpuk-tumpuk. Yang kecil ketemu kecil, lama kelamaan menjadi besar.  Demikian analognya, bahkan dititik extrim berpengaruh pula pada kenyamanan hidup, ketenangan dalam bersikap, dan kesehatan mental.

Bagaimana menyikapi sampah-sampah kenangan yang ada di hati kita ?

  1. Bijaklah, saring mana yang harus dingat mana yang harus dilupakan. Karena memang ada yang pantas selalu diingat misalnya kebaikan seseorang, tapi memang ada yang tak perlu dingat salah satunya saat dipuji oleh siapapun atas pencapaianmu.
  2. Komunikasi efektif untuk mengeluarkan sampah-sampah yang ada direlung hati he he. Artinya, pasti ada cerita yang disimpan rapi dihatimu, tapi sangat mengganggu. Sepanjang itu dirasa mengganggu, butuh jalan keluar. Dan jalan itu bernama komunikasi efektif, jujur. Dititik tertentu mungkin tidak harus dengan yang bersangkutan langsung, mungkin justru dengan teman atau ahlinya. Curhat dong he he
  3. Miliki mindset setiap hari adalah hari baru, kesempatan baru. Kemarin biar menjadi sejarah pembelajaran. Ambil hikmahnya, agar tidak terulang dan hari ini lebih baik dari hari kemarin. Glek glek glek
  4. Sering-sering bersih bersih kamar-kamar di hati kita, berikan anti virus untuk mematikan virus yang bertebaran. Caranya : Mendekatlah pada Allah sang pemilik hati.

So, sudah siap bersih-bersih gudang eh hati ?

Salam
Tulus
Speaker, Trainer dan Motivator
www.tulussetiono.com
@tulus_setiono

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun