Jangan khawatir dengan masa depan, Khawatirlah dengan hari ini yg sia sia. Tidak sedikit saya temui anak anak muda yang terjebak pada kekhawatiran masa depannya. Terlebih di bilik klinik VCT HIV AIDS tempat saya mendedikasikan diri.Â
"Pak, bagaimana masa depan saya, bagaimana jika saya positif ? Kata si anak muda yang baru mau test HIV.Â
"Pak, bagaimana masa depan anak saya yang masih balita, sementara hidup saya sebentar lagi ? Kata si Ibu yang positif HIV.Â
"Pak, bagaimana dengan masa depan saya jika orang lain tau saya positif HIV ? kata seorang bapak tokoh masyarakat yang HIV positif.Â
"Pak, bagaimana dengan karir saya  jika nanti saya hasilnya positif ? kata si Anak muda kantoran yang baru pertama kali test hiv.Â
Dan seterusnya. Jawaban saya sama. Jangan khawatirkan masa depan, tapi khawatirlah dengan hari ini yang sia-sia.Â
Mengapa demikian :
1. Masa depan itu hak prerogratif Tuhan. Sementara tugas kita sebatas ikhtiar dan berdoa.Â
2. Saat hari ini berlalu sia-sia, kita kehilangan banyak sekali hal yang bermakna untuk kegemilangan masa depan.Â
3. Fisik yang lelah berkarya hari ini adalah aset indah masa depan kita.Â
4. Pikiran kita yang terperas hari ini untuk berstrategi, adalah penentu masa depan kita start dan finish di mana.Â
5. Hari ini akan sia sia, saat pikiran terjebak bahwa kita adalah orang paling sial. Dari keterjebakan pikiran ini, sering menjadi muasal orang menjadi depresi yang bermuara pada tidak produktif. Yang dikorban apalagi selain masa depan.Â
Dalam titik kesimpulan :
1. Bisa jadi kita melakukan kesalahan kemarin, tapi bukan berarti tak bisa mengeditnya di masa depan.Â
2. Selalu saja ada peluang untuk menjadi lebih baik di masa depan, sepanjang kita menggiringnya ke yang lebih baik dari hari ini.
3. Tuhan itu maha besar, pemilik masa depan. Dia sesuai persangkaan hambanya. Karena itu, berpositif thingkinglah pada Nya dengan doa doa terbaik.Â
4. Jangan khawatir dengan masa depan, khawatirlah dengan hari ini yang sia-sia.Â
Trainer, motivator, penulis.
salam
Tulus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H