Mohon tunggu...
Yayank Maulana
Yayank Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang manusia biasa yang suka menulis dan berkelana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Nilai Sebuah Kebaikan

25 Agustus 2022   17:31 Diperbarui: 25 Agustus 2022   17:56 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbuat baik adalah sebuah kewajiban bagi mereka yang ingin hidupnya bernilai.

Melakukan suatu kebaikan tak harus ada alasan menyertainya. Sekecil apa pun kebaikan yang dilakukan, Tuhan akan membalasnya kelak ketika kembali pada-Nya.

Membantu meringankan beban hidup orang lain, itu mengingatkan bahwa sekali waktu tidaklah mustahil kita berada di situasi yang sama. Di saat itu, kita pasti mengharap perlakuan yang sama pula dari orang lain.

Kehidupan ini tak pernah berhenti pada satu titik. Tak pernah berjalan sesuai apa yang diingini. Saat ini kita boleh saja berbahagia dengan apa yang kita raih. Dengan apa yang kita miliki. Namun, jangan lupa jika takdir adalah rancangan Tuhan.

Saat ini Tuhan menghendaki dirimu berada di atas manusia ciptaan-Nya yang lain. Itu tidak berarti selamanya berada di situ. Lihat saja kejadian-demi kejadian yang terjadi di sekitar kita. Rumah yang mewah dengan segala fasilitas di dalamnya, akan lenyap dalam hitungan detik bila Tuhan berkehendak.

Nilai sebuah kebaikan tidak bergantung pada besar kecilnya sebuah pemberian. Namun, lebih dari itu. Sekecil apa pun kita berniat membantu sesama, begitu besar manfaatnya bagi yang membutuhkan.

Bantulah dengan ikhlas. Jangan disertai tujuan lain di dalamnya. Percuma membantu bila tak diikuti dengan sebuah keikhlasan.

Artinya sebesar apa pun sesuatu yang kita berikan itu tak ada nilainya sama sekali jika, disertai keinginan lain. Ingin dilihat orang lain, ingin dikatakan dermawan, ingin dipuji karena sudah membantu yang lemah dan lain sebagainya.

Itu sama halnya menggaram laut. Tak ada artinya sama sekali. Tak ada manfaat yang diperoleh dari apa yang diberikan. Tersisa hanya kesombongan diri yang akan menjadi penghancur di satu waktu.

Berbuat baik mencerminkan siapa kita. Pribadi yang murah hati, memiliki rasa empati yang besar terhadap penderitaan orang lain, ikut peduli dengan setiap kemalangan yang dialami orang lain, itu semua membuat diri kita mulia di mata Tuhan, pun di mata sesama manusia.

Jangan berhenti berbuat baik selama kita masih bernapas. Jika tak mampu membantu melalui materi, cukup lakukan dengan doa. Doa orang baik senantiasa didengar oleh Tuhan. Semua itu menjadi nilai ibadah bagi yang melakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun