Mohon tunggu...
Tulus Ciptadi
Tulus Ciptadi Mohon Tunggu... -

Truly Taurus

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Shampo Kakak

29 November 2010   04:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:12 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu siang yang hangat, Rizka duduk sendiri di ruang keluarga sambil bermain boneka. Tidak ada siapa-siapa di rumah. Kedua orang tua Rizka pergi mengunjungi kerabat, sedangkan kak Citra, kakak perempuannya, sedang mengikuti kegiatan tari di SMA-nya. Alhasil, hanya mbok Minah yang menemaninya di rumah.

Saat program kartun kesayangannya telah habis ditayangkan. Rizka tetap membiarkan televisi menyala sambil terus bermain boneka. Tiba-tiba sebuah lagu dari iklan yang diputar di televisi mengalihkan perhatian Rizka dari permainannya. Rizka lekas menoleh ke arah televisi dan mulai menonton iklan itu dengan tatapan kagum.

Iklan itu bercerita tentang seorang perempuan muda cantik dengan rambut hitam panjang dan lebat yang terurai indah. Perempuan itu selalu menjadi pusat perhatian dimana pun ia berada. Di akhir iklan, perempuan itu menunjukkan rahasia menjadi pusat perhatian, yaitu produk shampo jenis terbaru yang ia gunakan.

Sesudah menyaksikan iklan tersebut, Rizka langsung memegang rambutnya. Tidak seperti perempuan cantik di iklan tersebut, rambut Rizka tipis dan dipotong pendek. Rizka kemudian melihat Coco, boneka barbienya. Coco tampak cantik dengan rambutnya yang panjang dan tebal. Rizka ingin sekali mempunyai rambut indah seperti milik Coco dan perempuan di iklan tersebut.

Menjelang siang, kak Citra pulang ke rumah sambil membawa sekantong plastik barang belanjaan. Rizka yang ingin tahu lantas menghampiri kak Citra yang sedang mengeluarkan isi kantong belanjaannya di atas meja makan.

Begitu sampai di depan meja makan, mata Rizka teruju pada sebotol shampo di atas meja. Botol shampo yang sama dengan iklan televisi yang ditonton Rizka tadi. Rupanya kak Citra baru saja membeli produk shampo tersebut.

Belum sempat Rizka menjulurkan tangannya untuk memegang botol shampo tersebut, kak Citra sudah mengangkat botol shampo tersebut dari atas meja dan membawanya ke kamar mandi. Dari balik pintu kamar mandi yang terbuka, Rizka melihat kak Citra meletakan botol shampo tersebut ke dalam rak.

Sejak hari itu, Rizka selalu berkeinginan untuk menggunakan shampo kakaknya itu. Botol shampo itu terasa terus memanggilnya setiap kali ia berada di kamar mandi. Namun, karena diletakkan di rak yang paling tinggi, Rizka tak pernah dapat menjangkaunya.

Di hari Jumat sore, Rizka dengan rasa malas masuk ke dalam kamar mandi. Sebenarnya ia masih ingin bermain bersama Coco, tapi hari ini ia harus ikut kedua orang tuanya ke acara perkawinan salah seorang teman Papa di luar kota.

Begitu sampai di kamar mandi, mata Rizka terpaku pada sebuah benda di atas westafel. Ada botol shampo milik Kak Citra di sana. Rupannya karena terburu-buru mengejar jemputan pagi tadi, kak Citra lupa menaruh kembali botol shamponya ke tempat semula.

Tanpa menunggu lama, Rizka langsung membasahi rambutnya dan keramas menggunakan shampo tersebut. Wangi shampo tersebut terasa berbeda dengan wangi strawberry shampo anak yang biasa digunakannya. Rizka sangat menikmati mandinya kali ini. Berkali-kali sudah ia membilas rambutnya lalu mengeramasnya kembali, ia baru berhenti saat terdengar suara Mama yang memanggilnya untuk segera berlekas.

Selesai mandi, Rizka tidak bosan-bosannya memegang rambutnya. Sambil tersenyum, ia membayangkan di pesta perkawinan nanti orang-orang akan memandang dengan kagum rambut indahnya, dan ia akan jadi pusat perhatian di sana.

Beberapa jam di perjalanan, kepala Rizka terasa gatal. Tidak henti-hentinya ia menggaruk kepalanya. Mama yang menyadari ketidaknyamanan Rizka menanyakan apakah ia baik-baik saja. Rizka hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepala, ia takut dimarahi oleh kedua orang tuanya.

Sesampainya di tempat perkawinan, rasa gatal di kepala Rizka sudah tidak tertahankan lagi. Perlahan air matanya mulai mengalir. Setelah Papa turun dari mobil, akhirnya Rizka memberanikan diri menceritakan yang sebenarnya kepada Mama.

Ternyata Mama tidak marah. Sambil membelai rambut Rizka dengan sayang, Mama kemudian memberi penjelasan kepada Rizka, bahwa shampo orang dewasa memang diciptakan khusus untuk rambut orang dewasa, sehingga tidak cocok jika digunakan oleh anak kecil. Apalagi dengan penggunaan secara berlebihan. Mama juga meminta maaf karena seharusnya ia ikut menemani Rizka saat menonton tayangan televisi, sehingga bisa memberikan penjelasan akan hal-hal yang tidak Rizka mengerti.

Setelah meminta izin Papa, mereka berdua akhirnya pergi dulu ke mini market untuk membeli shampo anak. Di dalam hatinya, Rizka berjanji untuk tidak pernah lagi menggunakan produk orang dewasa sebelum ia dewasa nanti. Semua sudah disediakan sesuai waktunya bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun