Mohon tunggu...
Tulus Ciptadi
Tulus Ciptadi Mohon Tunggu... -

Truly Taurus

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Shampo Kakak

29 November 2010   04:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:12 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selesai mandi, Rizka tidak bosan-bosannya memegang rambutnya. Sambil tersenyum, ia membayangkan di pesta perkawinan nanti orang-orang akan memandang dengan kagum rambut indahnya, dan ia akan jadi pusat perhatian di sana.

Beberapa jam di perjalanan, kepala Rizka terasa gatal. Tidak henti-hentinya ia menggaruk kepalanya. Mama yang menyadari ketidaknyamanan Rizka menanyakan apakah ia baik-baik saja. Rizka hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepala, ia takut dimarahi oleh kedua orang tuanya.

Sesampainya di tempat perkawinan, rasa gatal di kepala Rizka sudah tidak tertahankan lagi. Perlahan air matanya mulai mengalir. Setelah Papa turun dari mobil, akhirnya Rizka memberanikan diri menceritakan yang sebenarnya kepada Mama.

Ternyata Mama tidak marah. Sambil membelai rambut Rizka dengan sayang, Mama kemudian memberi penjelasan kepada Rizka, bahwa shampo orang dewasa memang diciptakan khusus untuk rambut orang dewasa, sehingga tidak cocok jika digunakan oleh anak kecil. Apalagi dengan penggunaan secara berlebihan. Mama juga meminta maaf karena seharusnya ia ikut menemani Rizka saat menonton tayangan televisi, sehingga bisa memberikan penjelasan akan hal-hal yang tidak Rizka mengerti.

Setelah meminta izin Papa, mereka berdua akhirnya pergi dulu ke mini market untuk membeli shampo anak. Di dalam hatinya, Rizka berjanji untuk tidak pernah lagi menggunakan produk orang dewasa sebelum ia dewasa nanti. Semua sudah disediakan sesuai waktunya bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun