Mohon tunggu...
Muhammad Ibrahim Isa
Muhammad Ibrahim Isa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Memasuki dunia perkuliahan pada tahun 2009. Alhamdulillah kini sudah memasuki tahun ke 4. Sebelum bersama Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, sempat berkutat dengan sekolah asrama di Magelang, SMA Taruna Nusantara dan salah satu sekolah swasta di Rawamangun, SMP Labschool Jakarta. Kini mencoba mengaktifkan diri sebagai penulis, wirausahawan, dan investor.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Syukur

27 Juli 2012   04:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:34 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat kemiskinan dihadapi dengan senyuman

Saat kekayaan dimaknai sebagai ujian

Saat kesederhanaan menjadi bagian kebiasaan

Saat kedewasaan menjadi sebuah keharusan

Ketundukan

Kepatuhan

Kekhidmatan

Kepada Yang Satu

Menikmati yang ada

Tanpa berharap yang tak mungkin ada

Menikmati setiap senyuman

Laksana hari esok masih tetap menyambut

Ah, andaikan aku mampu menjadi seorang pensyukur

Menjadi seseorang yang memegang erat nikmat-Nya

Dan kemudian berkata, Ya Allah, tidak mampu aku membalas semuanya

Syukur terdalam

Menampilkan sebuah pengabdian

Pada-Nya

Selama

Lamanya

Pulogadung, 27 Juli 2012

Muhammad Ibrahim Isa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun