“Ya… Aku takut aku gak bisa dengan nominal sebesar itu. Dapat dari mana coba?” sanggahku lirih.
Belum juga aku menelan ludah karena malu mengungkapkan hal demikian, dia pun menjawab.
“Yang kamu butuh itu cuma yakin. Itu aja!”
Lalu, makanan yang kami pesan pun datang. Dia melanjutkan kisahnya.
“Dulu aku bondo (modal) Nekat. Nekat kalau Allah bakal mengabulkan usaha-usaha kita, ikhtiar kita. Kamu belum yakin karena karaktermu belum kuat!”
Hening…
“Sekarang, yang harus kamu kerjakan adalah lolos dulu, baru mikir yang lainnya. Efek buruknya dipikir nanti setelah jebol. Jangan apa-apa dipikir sekarang. Percaya, gak bakal kelar urusannya” lanjutnya.
“Hmmm… Gitu ya?” tanyaku polos.
“Iya… Yang penting kamu tenang, yakin kamu bisa lewatin itu. Ada Allah yang menggerakkan. Tugas kamu hanya berusaha. Ikuti kata hatimu, tenanglah!”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H