Musim kemarau memang sedang melanda negeri ini, kepulan asap akibat pembakaran hutan dan lahan gambut melanda beberapa daerah di Indonesia, tentu menambah panas udara. Masker menjadi sangat dibutuhkan karena selain membuat pedih dimata, kepulan asap tersebut membuat susah bernafas.
Musim kemarau dirasakan juga oleh warga Kabupaten Bandung, sama-sama merindukan hujan yang diharapkan mampu menyejukan udara. Akan tetapi panasnya suhu udara di Kabupaten Bandung yang terjadi ternyata bukan saja akibat kemarau panjang melainkan adapula sumbangan panas akibat adanya pemilihan kepala daerah.
Jika sesuai rencana maka tanggal 9 Desember 2015 adalah hari pencoblosan, dan dukungan-dukungan terhadap masing-masing pasangan calon Bupati sudah dimulai dan menabuh genderang tiap kubu. Masing-masing memberikan dukungan kepada pasangan yang jadi jagoannya.
Di Kabupaten Bandung dalam PILKADA tahun ini terdapat tiga pasangan, yang sudah tentu incumbent ikut lagi dalam bursa pencalonan walau berbeda calon wakilnya. dari pihak incumbent adalah penerus dari penguasa terdahulu yang notabene adalah ayah mertua yang sebelumnya sudah menjabat selama dua periode, hanya saja incumbent sekarang maju dengan kendaraan pribadi alias independen yang mungkin karena alasan partai pengusungnya sedang silang sengketa kepengurusan dan kepemimpinan yang belum kunjung selesai.
Pemetaannya menjadi ada incumbent, kemudian pasangan orang tua yang juga merupakan tokoh agama, dan yang terahir pasangan anak muda.
ada suara sayup-sayup terdengar yang muncul di kalangan masyarakat yang menginginkan perubahan, dan tentu perubahan ini menjadi multi tafsir :
- perubahan kondisi pembangunan yang dilakukan oleh incumbent
-perubahan kepemimpinan
perubahan yang mana yang dimaksud oleh suara-suara yang sayup-sayup terdengar bahkan terkesan ragu dan malu menginginkan perubahan tersebut. Tentu suhu udara menjadi sangat panas mengingat ada yang ingin bertahan dan ada yang ingin mengambil kekuasaan tersebut dan masing-masing berjuang untuk mendapatkannya.
kelompok anak-anak muda di Kabupaten Bandung tidak lagi dianggap floating, karena mereka mampu bersikap dan mempunyai pendirian, hanya entah apa yang dimaksud dengan perubahan oleh anak-anak muda tersebut, apakah perubahan kepemimpinan menjadi anak muda yang memimpin atau perubahan apa yang dimaksud ???
Jika memang perubahan kepemimpinan, maka memang ada apa dengan kepemimpinan yang lama ? sehingga harus ada desakan perubahan kepemimpinan ? sudah barang tentu masing-masing punya landasan dan pola pikir. tidak bisa dengan mudah dan menilai kegagalan-kegagalan, harus ada keseimbangan antara kesuksesan dan kegagalan, atau mungkin bukan kegagalan hanya tertunda saja namun tertunda cukup lama.