Hingar bingar, dentuman musik sangar serta dandanan serba hitam ditambah aksesoris lain seperti tattoo dan piercing adalah tipologi para metalhead (sebutan penggemar musik metal), tetap faktanya tidak semua seperti itu, terkadang ada yang sangat culun, berkaca mata namun sangat menyukai musik metal.
Menjadi seorang MC di event metal memerlukan spirit dan pemahaman juga tentang musik metal, setidaknya kita harus pernah merasakan pula atmosfer menjadi metal head.
Pertama kalinya berdiri di atas panggung membawakan event metal adalah justru ketika tahun 2005 di pantai karnaval Ancol, yaitu harus menggawangi konsernya Napalm Death sebuah band yang berasal dari Birmingham Inggris yang dibentuk tahun 1981 yang menurut survey nielsen soundscan menjadi band grindcore terlaris sepanjang masa.
Perasaan khawatir, deg-degan dan segala macam perasaan berkecamuk di dalam dada, karena disitulah awal dari semua kisah menjadi MC event musik metal dan sekaligus band legend pula dengan skala internasional. Entah alasan pertemanan dengan sang promotor yaitu Lian Mipro atau memang ini adalah sebuah perjalanan yang harus dilalui yang pada kahirnya konser berjalan dengan baik, tidak ada satupun gesekan penonton, tidak ada satupun insiden yang selama ini sering dikhawatirkan, metal head benar-benar tertib, mereka head bang, mereka moshing penuh dengan jiwa persahabatan.
Lian Mipro rupanya masih memberikan kepercayaan dengan memberikan lagi pekerjaan MC pada saya untuk konsernya Suffocation, sebuah band yang berasal dari Amerika dan beraliran death metal di tahun 2006. Masih belum kapok juga Napalm Death datang lagi ke Indonesia dan Lian Mipro masih mempercayakan kepada saya.
Berturut-turut pada akhirnya Lian Mipro mempercayakan konser-konser metal legend itu kepada diriku, Konser band Death Angel, Rufio dan Caliban menjadi catatan sejarah buat saya dalam karir MC.
Tidak banyak media yang tahu siapa Soni Bebek, mahluk yang menjadi MC dalam konser-konser tersebut, mungkin karena saya bukan termasuk artis terkenal dengan wajah ganteng dan sering nongol di TV, tapi bukan itu masalahnya, yang menjadi poin penting adalah dari semua konser yang dipandu oleh saya semua berjalan aman dan terkendali, kerja keras promotor dan pihak keamanan memang terbukti berhasil dengan baik, dan yang pasti kedewasaan penonton pun sangat teruji, mereka ingin menonton band pujaannya, mereka ingin enjoy, ingin moshing atau sekedar head bang, mereka datang bukan untuk ribut atau onar, dan mereka membayar tiket. Respect !!!
Cerita berlanjut ke Bandung, ketika kawan-kawan Atap Promotions, menghidupkan kembali event Bandung Berisik yang bertahun-tahun tertidur, akhirnya kembali saya berdiri di atas panggung menjadi MC Bandung Berisik yang sudah pasti adalah salah satu event musik metal terbesar di Indonesia dengan komunitas metal terbesar se Asia Tenggara, band metal legend seperti Jasad, down for life dan Burger Kill menjadi lines up event tersebut.
Dua kali Bandung Berisik saya berdiri di atas panggung menjadi MC, dan lagi.. dan lagi.. metal head membuktikan bahwa mereka mampu tertib, RESPECT !!
Di umurku yang lebih dari 40 tahun ini, Atap Promotions masih sempat memberikan kepercayaan untuk menjadi MC di event metal mereka, yaitu Tour 10 Kota Bhineka Tunggal Ika bersama band death metal legendaris yaitu Jasad Death Metal, Alhamdulillah tour tersebut lancar dan tidak ada insiden apapun.
Seperempat abad lebih usiaku saat ini, begitu ingin berbagi dengan anak-anak muda yang ingin mengisi kekosongan MC Metal, fahami, bergaul, dan bicaralah dengan mereka, maknai komunitas dengan semangat persahabatan tanpa pandangan sinis karena perbedaan selera musik atau pakaian.
Soni "bebek" Sonjaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H