Mohon tunggu...
Amrina Rosyada
Amrina Rosyada Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Walisongo Semarang

Saya menyukai tulis menulis mulai dari MA, dan minat bakat saya dibidang artikel dan esai. Saya masih banyak belajar mengenai kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Manfaatkan Artificial Intelligence Menuju Generasi Melek Teknologi di Era Digitalisasi

14 Juni 2023   08:40 Diperbarui: 14 Juni 2023   12:53 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    

Di era digitalisasi menuntut seseorang untuk melek teknologi. Perkembangan teknologi saat ini semakin berkembang dan dapat digunakan oleh semua kalangan untuk membantu aktifitas agar lebih efisien, efektif dan optimal.  Kondisi ini menggiring seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dalam rangka menghadapi era digitalisasi agar tidak ketinggalan zaman. 

Semua sektor telah memberikan ruang agar mudah mengaplikasikan teknologi. Dimana bukan lagi gaptek, namun menguasai imtaq dan iptek dengan segala kemoderenan yang ada untuk mencetak jati diri yang berguna bagi masyarakat dan negara.

Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) merupakan salah satu istilah yang muncul di era digitalisasi yaitu sistem kecerdasan buatan yang ditanamkan atau ditambahkan oleh manusia ke dalam suatu teknologi, yang nantinya akan dikembangkan dalam konteks ilmiah atau bentukan dari entitas ilmiah yang sudah ada. 

Kecerdasan disini, lebih menekankan pada kemampuan untuk memperoleh sebuah pengetahuan baru dan dapat diterapkan secara langsung. Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) memberikan banyak manfaat dalam sektor kehidupan. Salah satunya dapat menghemat energi. 

Disinilah pemuda dapat mengembangkan potensi yang dimiliki untuk menciptakan kreativitas dengan membuat suatu terobosan baru menuju kehidupan yang cemerlang yang dapat menghemat sumber daya manusia. Keren bukan jika kita dapat membuat suatu penemuan baru yang dapat bermanfaat bagi dunia?

Produktivitas pemuda dalam perkembangan teknologi adalah bertambahnya pengetahuan yang digali dari internet. Dengan pemanfaatan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) dapat dengan mudah menggali pengetahuan melalui media digital. 

Kini, beragam aplikasi belajar dapat diunduh dengan gratis dan dipelajari dengan mudah. Berbagai perangkat lunak untuk mencari rujukan kini tersedia dalam beragam versi. Beragam buku sudah tersedia dalam bentuk PDF. Kemajuan teknologi ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk meningkatkan produktivitas. 

Kalau dulu ketika ingin mencari referensi harus membaca berbagai buku, kini di era digital hal tersebut cukup dilakukan dengan hanya membuka aplikasi atau menuliskan kata kunci yang menjadi topik permasalahan di google, semua informasi yang kita butuhkan akan muncul di layar monitor kita dengan berbagai model dan sumbernya tanpa memerlukan waktu yang lama.

Namun disisi lain, dalam pemanfaatan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) dapat diibaratkan seperti sebuah pisau bermata dua. Dimana dapat memberikan manfaat ataukah dapat melukai diri sendiri. Semuanya tergantung siapa yang menggunakannya Jika yang menggunakan adalah orang baik disertai dengan niat baik maka kemajuan teknologi dapat membawa kemaslahatan. 

Sebaliknya, jika digunakan oleh orang jahat dengan niat yang jahat, tentu akan dapat membawa kemudharatan. Disini pengguna Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) mempunyai tanggung jawab penting bagaimana bersikap bijak dalam penggunaan teknologi dengan berfikir kritis dahulu sebelum bertindak.

Selain produktif, seorang pemuda harus mempunyai keterampilan abad 21 yang bermuatan 4C yakni critical thinking (berfikir kritis), creativity (kreatif), collaboration (kolaborasi), dan communication (komunikasi).

Tugas kita saat ini adalah bagaimana dapat mengimplementasikan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) dalam kehidupan sehari-hari secara bijak dengan cara menjadi generasi muda yang berkualitas yang pandai menguasai teknologi, berbudi pekerti luhur, berakhlakul karimah serta memiliki khazanah keilmuan yang tinggi. 

Sebagai pemuda calon pemimpin masa depan diharapkan mampu mensejahterakan bukan menyengsarakan, mampu mengambil keputusan dan kebijakan sesuai dengan kebutuhan zaman dan masyarakat yang diinginkan. Sebagaimana sebuah syair mengatakan “subbanul yaum rijaalul ghod” pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. 

Oleh karenanya, hal ini merupakan sebuah kewajiban bagi generasi sekarang untuk dapat meningkatkan produktivitas demi mewujudkan negara maju dalam kancah dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun