Coba bayangkan, untuk menjadi ketua sekelas PAC saja banyak orang rela matia-matian,harta dan harga diri seolah tidak ada harganya demi mendapat jabatan itu serta melakukan sogok dan jilat sana-sini. Padahal apalah artinya ketua PAC dibandingkan menjadi DPRD. Lihatlah beta nikmatnya menjadi seorang DPRD, bisa kunker, rapat dimana-mana,tunjangan segala nya ditanggung,mobil dinas, rumah dinas, dan kalau mujur bisa jadi terpilih lagi menikmati semua kenikmatan itu keduakalinya.
Semalam, sampai dini hari saya memikirkan hal itu. Dan ketika ayam berkokok, saya sampai pada satu titik : "saya akan mencalonkan diri,mengapa tidak?" saya asli warga Negara,usia sudah cukup,sehat jasmani dan rohani,tidak pernah dipenjara dan berkelakuan baik dengan surat keterangan dari pengadilan, bisa baca tulis dan juga mengumbar janji-janji. Dan saya putuskan Jika saya ingin menjadi seorang DPRD saya harus menyusun program yang harus saya jual dan saya kampanyekan kepada masyarakat. "Jika saya terpilih menjadi anggota dewan, saya akan membangun dan memperbaiki jalan yang rusak serta membangun jembatan dan akan selalu menyuarakan apa yang menjadi suara rakyat"
"ahhh bulshit, kebohongan macam apalagi yang bisa dilakukan untuk memikat hati mereka ya? Pikirku pagi itu." Bagaimana mungkin seorang dewan bisa membangun jalan,jembatan serta memperbaiki jalan yang rusak? Duit nya sebanyak apa? Tupoksi DPRD kan tidak untuk membangun jalan dan jembatan, lantas duit mereka dari mana untuk itu?lantas, mengapa harus jadi dprd dulu untuk membangun jalan? Ah sial, ternyata mereka berbohong selama ini.
Sudah satu setengah jam setelah ayam berkokok, saya menyusun program-program dibidang politik, ekonomi, hukum, pendidikan dan kebudayaan. tiba-tiba telepon berdering dan Suara dibalik dering telepon itu menanyakan perihal aku tak memberikan kabar padanya malam itu. "sabar nona, semalam saya saya sedang memikirkan dan menyusun program besar untuk lima tahun kedepan" hahahaha akhirnya kau sadar juga kalau kau harus mengubah nasibmu, lakukanlah yang terbaik untukmu, harusnya kau merantau saja dan bekerja diperusahaan agar bisa merubah nasibmu" balas orang didalam telepon itu. Nona, kau bisa bilang aku bermimpi, tapi aku serius. Peluang itu terbuka lebar. Saat ini situasinya memang sedikit kritis dan parah tapi kau harus mendukungku dan kita kerja sama, jangan pergi dulu dengan rencana dan mimpi yang sudah kita bicarakan. apakah kau tidak tahan untuk lapar sedikit lagi?........tutttt.... dan telepon itu sudah dimatikan dari sana. " ah sial, aku harus berjuang sendiri lagi dengan mimpi ini nona" gumamku pagi itu.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mewujudkan efisiensi, efektifitas produktivitas dan akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintah Daerah melalui pelaksanaan hak, kewajiban, tugas, wewenang dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Merujuk pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yakni Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 149 ayat (1) disebutkan bahwa DPRD Kabupaten/Kota mempunyai fungsi: Pembentukan Peraturan Daerah, Anggaran dan Pengawasan.
Pesta demokrasi tanah air yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali akan kembali digelar pada pemilu dan pilkada 2024 mendatang. Tentu akan melahirkan ide dan gagasan baru agar dapat mewujudkan cita-cita politik setiap orang yang ingin bergabung didalamnya. Pelajaran dan pengalaman sebelumnya adalah banyaknya politisi yang masih terjaring kasus korupsi dan peristiwa ini menjadi bukti kurangnya pendidikan politik dan masih rusaknya moral orang-orang yang terlibat didalam tindak pidana tersebut. Salah satu hal yang mengakibatkan hal tersebut adalah orientasi mereka masih uang dan kekayaan, baik penyelenggara maupun poitisi. Dan hal tersebut adalah salah satu kegagalan reformasi. Sebab cita-cita reformasi diantaranya adalah menumbangkan rezim otoriter yang sarat dengan korupsi,kolusi dan nepotisme kala itu. Setelah rezim tersebut tumbang, kebanyakan kursi-kursi parlemen diduduki oleh mereka yang terlibat dalam masa reformasi tersebut.
Pada akhirnya, cita-cita reformasi yang ingin membangun sistem demokrasi yang mapan dan membangun kesejahteraan umum di Indonesia akan terus berlanjut. Sebagai bangsa yang sudah mengalami berbagai fase perubahan semenjak kemerdekaan, rasa optimisme akan kemajuan bangsa perlu terus ditanamkan. Pemerintah sebagai domain utama dalam agenda-agenda pembangunan bangsa tidak dapat sendiri dalam mengawal perubahan yang ada. Untuk itu, dibutuhkan anggota dewan ( legislative ) yang benar-benar memiliki kapasitas dan kapabilitas guna melaksanakan fungsi dan wewenang dari DPRD. Dan tantangan terbesar untuk masuk kedalam dunia politik di negeri ini memang masih tergolong masih dibagian dana saja. Kebanyakan orang memiliki pemikiran bahwa dengan banyak uang mereka akan menjadi seorang anggota legislative.
Hal itu tidak dipungkiri juga dari stigma para kelompok milenial mengenai politik sering dicitrakan sesuatu yang buruk, kotor dan penuh intrik, contohnya saja untuk mewujudkan hajat seseorang ataupun kelompok dalam mencapai tujuan yang dikehendaki, sering kali segala upaya dilakukan, bahkan bertentangan dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Akan tetapi, politik itu sebenarnya bukanlah sesuatu yang buruk, bahwa dalam kegiatan kita sehari -- hari pun itu adalah aktifitas politik. Karena, politik itu adalah usaha untuk mencapai kehidupan yang baik. Jikalau masih banyak paradigma sebagian orang yang menyatakan bahwa politik itu buruk, hal tersebut akan melebar dan membingkai pemikiran sebagian kalangan lain khususnya kalangan anak muda atau sering disebut dengan kalangan milenial sehingga sepakat bahwa politik itu tindakan yang kotor pula.
Akan tetapi, paradigma tersebut sudah berubah dan para generasi milenal telah menyatakan diri sebagai kelompak yang melek akan politik. Terbukti pada pemilu 2019 lalu, bahwa sekitar 30- 40 % pemilih adalah pemilih milenial berdasarkan survey yang dilakukan oleh LIPI. Dan hal tersebut adalah citra yang baik bagi dunia politik Indonesia. Sebab generasi -- generasi milenial dengan ide, gagasan dan kemapuan yang cemerlang akan sangat mendorong dunia politik Indonesia semakin membaik. Hal tersebut juga sudah membuktikan sebuah paradigma yang menyatakan bahwa politik hanya untuk kalangan-kalangan tua. Untuk itu, sudah saatnya pendidikan - pendidikan politik dilakukan guna menyiapkan generasi-generasi milenial yang benar-benar paham terhadap politik dan dapat memilih calon baik untuk DPRD sebagai legislative dan kepala daerah sebagai Eksekutif tanpa harus dikotori dengan "money politic". tanpa harus takut dengan bayang-bayang stigma bahwa untuk menjadi DPRD harus punya banyak uang dan harus memberikan uang kepada mereka yang akan memilihnya. stigma itu harus dirubah total dan generasi milenial harus berani mengambil tindakan dan resiko demi dunia politik yang lebih baik di generasi ini.Â
tetaplah berjalan bersama rakyat dan setia digaris perjuangan bersama rakyat.