Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat telah mendorong masyarakat untuk semakin gemar menggunakan media sosial (Instagram, TikTok, X, dll). Ditambah dengan sistem demokrasi yang berkembang juga telah memberikan ruang kepada setiap individu untuk dapat menyampaikan pendapat atau pikiran kritisnya secara lebih terbuka, berani, dan bebas di media sosial.
Namun, sayangnya tidak semua orang memiliki niat yang baik dalam memanfaatkan media sosial untuk mengungkapkan pendapatnya. Terbukti, sekarang ini, semakin banyak kalangan pengguna media sosial yang menulis informasi, memposting, atau mengupload berita-berita yang tidak berdasarkan fakta atau hoax. Bahkan, tak sedikit dari berita-berita tersebut yang cenderung memprovokasi, mengadu domba, atau menyudutkan kelompok tertentu.
Terlebih, kondisi kehidupan perpolitikan di Indonesia yang sudah dipenuhi dengan persaingan tidak sehat, menjadi salah satu penyebab munculnya berita-berita tidak bertanggung-jawab di media sosial. Demi kepentingan pribadi atau kelompoknya, kini berita-berita hoax sengaja dimunculkan untuk membangun opini atau isu yang tidak berkualitas melalui postingan di media sosial. Lebih parahnya lagi, sebagian media meanstream turut serta menyampaikan berita-berita yang cenderung memihak dan kurang bertanggung jawab sebagaimana informasi atau berita yang muncul di media sosial.     Â
Media meanstream jurnalistik profesional sudah seharusnya hadir sebagai media alternatif yang mampu meluruskan kebenaran dari informasi-informasi tak bertanggung jawab di media sosial tersebut. Media jurnalistik perlu menjadi kontrol atas berita atau informasi yang disampaikan oleh masyarakat (produk citizen journalism) agar tetap terjaga kredibilitasnya. Â
Sebagaimana pendapat Salvatore Simarmata dalam buku "Media dan Politik, Sikap Pers terhadap Pemerintahan Koalisi di Indonesia":
"Eksistensi pers sangat tergantung pada kualitas berita yang diproduksinya..." (Simarmata, 2014: 18)
Ya, dalam dunia jurnalistik, kualitas produk (berita) bukan hanya sekadar faktor penentu kepercayaan publik, tetapi juga menjadi kunci utama dari eksistensi pers atau media itu sendiri.Â
Saat ini, media menghadapi tantangan atas maraknya berita sensasional dan informasi yang belum terverifikasi di media sosial. Di era persaingan yang ketat ini, hanya media yang mampu menyajikan berita akurat dan objektif lah yang akan bertahan dan tetap dipercaya oleh masyarakat.
Di sisi lain, media jurnalistik juga sering kali dihadapkan dengan dua tantangan besar lainnya, yang dapat memengaruhi produk jurnalistik yang dihasilkannya, yakni idealisme dan komersialisme.Â
Adapun berikut ini pendapat Simarmata mengenai media jurnalistik yang tidak independen dalam pemilihan sikap politiknya. Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!