Tanpa aku sangka-sangka, lelaki paruh baya yang duduk di sampuingku ikut bertanya. Dia maju ke depan, dan bertanya menggunakan mic.
Aku tak berani bertanya. Mengapa? Karena acaranya memakai bahasa Inggris dan Arab. Hanya sesekali yang menggunakan bahasa Indonesia. Oiya, lupa aku katakan di awal. Yang mengisi seminar ada 3 orang. Yang dua dari luar negeri, Iran dan satunya entah negara mana, aku pula. Satunnya lagi pak Rektor kampusku.
Kembali lagi ke cerita awal.
Setelah bertanya, lelaki itu duduk lagi di kursi sampingku. Dia memulai percakapan denganku.
“Semester berapa dek?,”
Aku jawab, “Semester satu, Pak.”
Setelah ngobrol ngalor ngidul, aku memberanikan diri bertanya kepada beliau, “Bapak siapa namanya?,”
“Saya?,” tanyanya kepadaku seakan tak percaya masak ada mahasiswa yang tak kenal beliau.
“Iya,” jawabku ringan.
“Saya di di sini (sambil menyebutkan sebuah nama fakultas di kampusku) dek,” jawabnya ringan.
“Kan dulu pernah kenalan pas Ospek,” dia melanjutkan kata-kataya.