Mohon tunggu...
Salwa Putri Awalina
Salwa Putri Awalina Mohon Tunggu... Mahasiswa - learning, sharing, speaking, writing.

hi, welcome to sal'ss scribbles!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Di Balik Usaha Sepatu Home Industry yang Bertahan akibat Pandemi

10 Maret 2022   14:12 Diperbarui: 10 Maret 2022   15:49 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ciomas, Bogor -- Pandemi kian memberikan dampak di berbagai sektor kehidupan, salah satunya adalah di sektor ekonomi. Para pelaku usaha seperti home industry sepatu di Desa Pagelaran pun nampak jelas kena imbasnya. 

Padahal, home industry sepatu di Desa Pagelaran ini menjadi salah satu sumber pendapatan dan perbaikan masalah ekonomi warga disana yang tidak bekerja. Namun apa boleh buat, kini, mereka mati-matian berusaha untuk tetap bertahan dikala tidak stabilnya permintaan saat pandemi.

"Orderannya turun, teh. Sedangkan ini banyak yang belum keluar, numpuk di gudang karena dipusatnya pun masih banyak," ujar Bapak Jaenudi sebagai pimpinan atau bos dari bengkel cabang usaha sepatu home industry yang sudah ketiga kali merintis usaha ini.

Dokumentasi pribadi : Penumpukkan sepatu di gudang               
            googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
Dokumentasi pribadi : Penumpukkan sepatu di gudang googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});

Lebih lanjut, beliau pun mengatakan bahwa disatu sisi bahan baku terus naik, sedangkan harga ke konsumen tidak juga disesuaikan. Upah yang mereka dapatkan pun rasanya tidak sebanding dengan waktu dan tenaga yang sudah mereka korbankan, yakni hanya Rp 40.000 setiap kali memproduksi 1 kodi sepatu.

Usaha beralih ke sistem online atau e-commerce pun sudah di coba di pusat dan hasilnya cukup memuaskan. Terkadang, permintaan produksi meningkat namun tak jarang juga mereka bingung karena permintaan produksinya menurun. Tentu hampir seluruh karyawan home industry sepatu ini mengharapkan permintaan yang lebih dan terus meningkat guna melengkapi keperluan sehari-hari.

Beliau pun berharap agar pemerintah dapat menjamah seluruh home industry yang ada di Kecamatan Ciomas dan turut membantu agar sepatu buatan lokal seperti ini tidak kalah saing dengan sepatu impor buatan China.

"Ya dibawa santai aja, teh. Disyukurin, yang penting kita tetap produksi dan ada tambahan buat keperluan pokok tiap hari," pungkasnya di akhir wawancara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun