Universitas Diponegoro menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disingkat menjadi KKN sebanyak dua kali dalam satu tahun. Yang pertama dilaksanakan saat liburan semester ganjil sehingga biasa disebut menjadi KKN Tim I, dan yang kedua dilaksanakan saat liburan semester genap sehingga disebut KKN Tim II.Â
Pada awalnya, mahasiswa akan dibentuk kelompok-kelompok dan disebar di berbagai daerah di Jawa Tengah. Namun, sehubungan dengan pandemi covid-19, KKN Tim II UNDIP periode 2020 dilaksanakan secara individu dan bertempat di kampung halaman masing-masing mahasiswa. KKN dengan sistem seperti ini biasa disebut dengan KKN pulang kampung.
Tema yang diangkat untuk KKN pulang kampung ini adalah Pencegahan Penyebaran Covid-19 dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Sustainable Develompent Goals (SDGs).Â
Dari tema tersebut, setiap mahasiswa diwajibkan membuat dua program yang berkaitan dengan masing-masing tema. Namun, sebelum membuat program, mahasiswa diberikan waktu untuk observasi dan survey terkait permasalahan yang terjadi di sekitar lingkungannya sehingga bisa membuat program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.Â
Selain itu, program yang dipilih pun juga harus sesuai dengan jurusan masing-masing. Untuk tema yang kedua, mahasiswa bisa memilih salah satu dari 17 poin SDGs.
Salah seorang mahasiswa keperawatan UNDIP, Alisa Rahmi, ikut tergabung dalam KKN Tim II UNDIP periode 2020. Alisa mengikuti program KKN di kampung halamannya sendiri, yaitu Dusun Capgawen Selatan, Kelurahan Kedungwuni Timur, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan.Â
Setelah melakukan survey dan konsultasi dengan dosen pembimbing, terbentuklah dua program utama, yaitu Edukasi Protokol Kesehatan di Era New Normal dan Cek Kesehatan Gratis bagi Lansia dan Senam Lansia Rutin.
kesehatan di era new normal dirasa penting untuk dilakukan karena melihat masih banyak masyarakat di dusun saya yang belum sadar akan pentingnya penggunaan masker, cuci tangan dengan benar, dan social distancing. Berangkat dari masalah ini, saya melakukan edukasi dengan sistem door to door.Â
Program edukasi protokolSaya mendatangi rumah warga satu per satu dan melakukan edukasi dalam lingkup satu keluarga. Sistem ini dipilih karena akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam daripada sistem online, namun juga memiliki resiko yang kecil dalam penyebaran virus corona.Â
Selain itu, edukasi ini juga bisa tersampaikan kepada semua usia karena dalam satu keluarga terdapat lansia, orang dewasa, hingga anak-anak sekaligus.
Program edukasi tentunya akan lebih bisa dimengerti jika menggunakan media yang menarik. Media yang digunakan dalam edukasi protokol kesehetan ini adalah berupa poster dan video ilustrasi pentingnya cuci tangan.Â
Keluarga yang didatangi rumahnya terlihat sangat antusias dan menyimak penjelasan dengan seksama. Bahkan, beberapa warga juga tertarik dan ikut prihatin dengan perkembangan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Pekalongan yang mengalami peningkatan.Â
Pada akhir program edukasi, mahasiswa KKN memberikan posternya untuk dapat ditempel di rumah dan kenang-kenangan berupa beberapa masker.
Selain dilakukan dengan sistem door to door, program edukasi ini juga dilakukan dengan sistem tidak langsung. Bagaimana caranya?Â
Mahasiswa KKN menempelkan poster cara menggunakan dan melepas masker serta cara mencuci tangan yang benar pada tampat-tempat umum, seperti musholla, WC umum, dan madrasah. Semoga dengan upaya seperti ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan di era new normal.
Kemudian program yang kedua, yaitu Cek Kesehatan Gratis bagi Lansia  dan Senam Lansia Rutin. Program ini berkaitan dengan tema yang kedua yaitu SGDs, yang berfokus pada poin ketiga dari 17 poin yang ada, yaitu good heatlh and well-being.Â
Lansia dipilih sebagai kelompok sasaran karena termasuk kedalam kelompok yang rentan terkena penyakit. Kegiatan ini dilakukan setiap satu minggu sekali, yaitu pada hari Jumat.Â
Kegiatan dimulai dengan senam lansia, kemudian dilanjutkan dengan cek kesehatan gratis. Cek kesehatan yang dilakukan berfokus pada cek tekanan darah, gula darah, dan asam urat.Â
Hal ini karena banyak lansia yang mengeluhkan tekanan darah yang sering tinggi, begitupun dengan gula darah dan asam uratnya. Saat melakukan cek kesehatan, mahasiswa juga memberikan edukasi tentang pentingnya senam bagi lansia dan cek kesehatan rutin.
Masyarakat merasa sangat senang dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UNDIP ini. Bahkan salah seorang lansia mengatakan bahwa kalau bisa kegiatan senam ini tetap dilanjutkan di minggu-minggu yang akan datang.Â
Namun, karena keterbatasan waktu KKN, mahasiswa memberikan motivasi dan edukasi agar lansia mau untuk rutin melakukan senam setiap harinya, minimal 2 kali dalam satu minggu.Â
Senam yang dilakukan tidak harus sesuai dengan yang dipraktikkan saat pelaksanaan senam lansia rutin, namun juga bisa dilakukan dengan gerakan-gerakan pemanasan ringan sambil berjemur di bawah sinar matahari.Â
Hal ini sangat baik untuk meningkatkan sistem imun lansia. Semoga program-program yang telah dilakukan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Alisa Rahmi (S1 Keperawatan)
KKN Tim II Universitas Diponegoro Periode 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H