Begitulah komentar ibu dari alm. Elang Mulia Lesmana, Hira Tetty. Prabowo bukan dalang di balik peristiwa pelanggaran HAM tersebut, namun ada peran orang lain di belakangnya.“Saya percaya bukan Pak Prabowo pelakunya,” tegas Hira Tetty yang ditemani anak bungsunya RM Awangga.
[caption id="attachment_339665" align="aligncenter" width="480" caption="rmol.com"][/caption]
Hira Tetty mengatakan setelah beberapa mahasiswa tewas tertembak pada peristiwa tragedi Trisakti 12 Mei 1998 itu, Prabowo Subianto memang datang ke rumah orangtua salah satu korban yaitu Lasmiyati, ibunda alm. Heri Heriyanto yang sangat dekat dengan alm. Elang dan dengan tulus ikhlas Prabowo meminta untuk diambilkan Al-Quran untuk disumpah, bahwa bukan ia yang melakukan itu semua.
[caption id="attachment_339666" align="aligncenter" width="581" caption="rmol.com"]
Hira Tetty mengungkapkan bahwa ia percaya itu semua, katanya Prabowo mau datang ke setiap keluarga korban, namun sayangnya karena nggak tahu masalahnya Prabowo hanya datang ke ibunya Heri Heriyanto. Dan setelah kejadian tragedi itu ada utusan seorang ajudan yang menyatakan bahwa Pak Prabowo menyampaikan duka cita yang sangat dengan sebuah kartu nama yang ada lambang garuda ada tanda tangannya. Lalu ajudan itu bertanya apakah ada tahlilan, dan apakah keluarga korban berkenan Pak Prabowo hadir pada tahlilan. Suami Hira Tetty saat itu menjawab silakan saja, dan waktu itu keluarga nggak ada pikiran apa-apa. Sayangnya Pak Prabowo tidak jadi mengikuti tahlilan karena mungkin ada halangan.
Lebih lanjut Hira Tetty menceritakan setelah peristiwa tersebut diadakan Pansus DPR untuk kasus Trisakti yang memanggil keluarga korban dan beberapa jenderal termasuk Wiranto dan Prabowo. Dan dari beberapa jenderal itu, hanya Prabowo yang menghampiri keluarga korban. “Yang lain nggak menjumpai kami. Dan Pak Prabowo bersalaman dengan kita, sambil matanya berkaca-kaca. Ia kemudian minta ada waktu untuk konperensi pers bersama saya yang diijinkan oleh anak-anak mahasiswa Trisakti, namun akhirnya belum ada konpers. Tapi saya tetap percaya Pak Prabowo tidak terlibat,” jelasnya.
Selepas pertemuan saat Pansus DPR pasca-tragedi Trisakti tersebut, Hira Tetty tidak pernah lagi bertemu dengan Prabowo, namun ia masih menyimpan keinginan bisa bertemu kembali untuk silaturahmi. Ia pun mengatakan sekeluarga tetap simpati kepada Prabowo. Meski Prabowo batal menghadiri acara tahlilan meninggalnya almarhum putranya Elang, namun dari naluri hati kecilnya Hira Tetty merasa ada keyakinan dan simpati bahwa Prabowo tidak terlibat.
Akhirnya Capres Prabowo Subianto bertemu dengan Keluarga Korban Pahlawan Reformasi, mahasiswa Trisakti korban penembakan 12 Mei 2014, pada Sabtu (10/5/2014) di Jakarta. Keluarga korban antara lain : Hira Teti (ibunda Elang Mulia Lesmana), RM Awangga) adik Elang, Lasmiyati (ibunda Heri Hertanto), dan Karsiah (ibunda Hendriawan Sie).
Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Forum Alumni dan Mahasiswa Trisakti itu, Prabowo didampingi oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadokusumo, Wakil Ketua Fadli Zon, Wakil Sekjen Sudaryono dan Koordinator Prabowo Media Center Budi Purnomo Karjodihardjo.
[caption id="attachment_339667" align="aligncenter" width="581" caption="rmol.com"]
Menurut Hera, Prabowo adalah sosok yang diperlukan oleh bangsa Indonesia saat ini. Prabowo diyakini dapat memperbaiki berbagai persoalan di tanah air."Pengetahuan yang luas dan hubungan internasional yang mumpuni bisa memperbaiki bangsa kita dari berbagai permasalahan bangsa," katanya. Hal senada juga disampaikan oleh Awangga. Menurutnya, ketegasan Prabowo akan membawa Indonesia menjadi bangsa yang berwibawa dan bisa bersaing dengan bangsa-bangsa yang lainnya, terutama di kawasan Asia. "Pak Prabowo tokoh favorit saya, programnya sudah jelas untuk memajukan Indonesia," kata Awangga.
Jelang pemilihan presiden 09 Juli 2014 mendatang, isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dituduhkan kepada Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto kembali mencuat. Ini menjadi senjata pemungkas bagi lawan politik untuk menyerang Prabowo yang memang memiliki elektabilitas tinggi menuju RI 1. Dalam kasus pelanggaran HAM tragedi Trisakti, selalu dikaitkan dengan sosok Prabowo Subianto. Tragedi Trisakti ini dinilai banyak kalangan merupakan ganjalan bagi Prabowo untuk memenangkan Pilpres 2014 karena latar belakangnya sebagai terduga penculik aktivis dan dalang kasus Trisakti.
Meski kasus tragedi Trisakti dinilai akan mengganjal langkah Prabowo untuk memenangkan pilpres 2014, beberapa waktu lalu Ketua Forum Alumni dan Mahasiswa Trisakti Todotua Pasaribu menyatakan dukungannya kepada Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Capres di Pilpres 9 Juli mendatang. Keraguan publik terhadap pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa akan melahirkan pemerintahan otoriter harus dibuang jauh-jauh. Mantan Ketua Umum PBHMI M Fakhruddin menjelaskan, Prabowo tidak punya bakat untuk menciptakan pemerintahan yang otoriter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H