Mohon tunggu...
Nun Urnoto El Banbary
Nun Urnoto El Banbary Mohon Tunggu... Penulis - adalah nama pena dari Urnoto.

Menulis apa saja, mulai kebaikan sampai kejahatan. Baik fiksi maupun nonfiksi.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Otokritik Pelayanan JNE Mengawal UMKM

17 Januari 2022   09:33 Diperbarui: 17 Januari 2022   09:36 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jasa pengiriman---setelah PT. POS Indonesia---yang saya dengar adalah JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) dengan pelayanan yang pada masa saya mengenalnya nyaris melampaui PT. POS Indonesia yang sebelumnya telah merajai dunia ekspedisi tanah air. JNE tiba-tiba diperhitungkan masyarakat, bahkan mendapatkan simpati luar biasa sebagai pengiriman barang dan jasa. Pasalnya, JNE lebih cepat, lebih amanah, dan lebih murah.

Saya sendiri yang semula menggunakan pengiriman jasa PT. POS Indonesia dalam mengirimkan surat-surat dan naskah-naskah karya tulis ke media cetak dan penerbit, langsung berpindah haluan. Soal pelayanan, saya mendengar kabar baiknya dari seorang tetangga yang menekuni kuliner kripik singkong. Ternyata benar, JNE menyajikan pelayanan yang ramah. pengiriman yang tepat waktu, dan kurir yang amanah, pada wktu itu.

Sajian JNE membuat saya tak ingin berpindah ke lain hati, dan hanya JNE hati saya layak dilabuhkan. Pendek kata, saya telah jatuh cinta pada JNE. Saya mengabarkannya pada teman-teman penulis lainnya yang sering berurusan dengan pengiriman naskah ke berbagai media dan penerbitan.

Otokritik

Seiring waktu, dan di tengah kompetitornya yang bermunculan bak jamur di musim penghujan, tiba-tiba JNE perlahan-lahan redup. Tentu saja, saya yang kadung jatuh cinta menjadi patah hati. Dada serasa ngilu bertubi-tubi. JNE membuat saya kecewa, dan lama-lama saya terkesima dengan pesona kompetitornya yang lebih cantik---meski demikian saya tetap bersetia dengan JNE yang wajahnya sedang "bopeng". Sungguh menjadi bencana bagi saya yang terlanjur mencintainya.

Dibanyak aplikasi juali-beli online, JNE sudah mulai jarang digunakan, setidaknya di tempat lahir saya. Bahkan, tetangga saya yang dahulu juga sering menggunakan jasanya dalam mengirimkan dagangannya yang berupa hasil setek tanaman, juga ikut-ikutan pindah ke kompetitornya.  Namanya juga orang kecewa, maka hati yang patah akan dilampiaskan dengan cara membangun cinta baru pada kompetitor lain yang lebih memesona. Soal apakah tetangga saya akan kembali lagi pada jasa pengiriman JNE, itu tergantung pada pesona JNE berikutnya. Pastinya, para kompetitor JNE mati-matian menciptakan wajah yang glowing untuk mengalahkannya atau bahkan melenyapkannya. JNE mesti menyadari keadaan perang dagang pada jasa pengiriman yang semakin diganderungi masyarakat mileneial saat ini.

jpg-20220117-090244-0000-61e4d2d506310e37eb3fe398.jpg
jpg-20220117-090244-0000-61e4d2d506310e37eb3fe398.jpg
Istikamah di Jalur JNE

Cukup tetangga saya yang pindah ke lain hati. Saya, mah tetap istikamah bersama JNE meski kadang lemot dalam mengantarkan jasanya dengan beragam musabab. Alasan saya tetap istikamah dengan jasa JNE tidak lain karena sudah kadung banyak kenal dengan para kurirnya yang berganti-ganti, ditambah lagi karena saya bertetangga dengan salah saorang kurirnya. Maka, hati menjadi tidak nyaman tentunya.

Seorang kuliner yang memproduksi kripik singkong dekat rumah, juga memilih istikamah dengan jasa pengiriman JNE, alasannya hampir sama dengan alasan saya di atas, ditambah katanya, "JNE sudah lama membantu mengantarkan usaha-usahanya hingga sukses". Rupanya, tetangga saya termasuk yang pandai berterima kasih. Saat JNE (anggap saja) jeblok, ia tetap bersetia. Barangkali, pada saat memulai usahanya, hanya JNE yang telaten mengantarkan barang dagangannya hingga mencapai sukses.

Orang yang pandai bersyukur memang tak mudah melupakan jasa-jasa siapa saja yang mengantarkan pada kesuksesan. Namun, tetangga saya yang pindah ke lain hati perlu juga diapresiasi, agar kembali jatuh cinta pada JNE. Setidaknya, JNE memperbaiki segala yang dikeluhkan oleh mereka, semisal lemotnya pengiriman.

Banyaknya kompetitor JNE yang tumbuh subur dengan pesonanya yang menggiur, maka JNE memerlukan upgrade sistem yang lebih fundamental, sehingga pengguna jasanya terus-menerus istikamah di jalannya, dan tak sudi lagi berpindah ke lain hati. Pengelola JNE, saya rasa lebih tajam analisisnya, dan suara-suara keluhan di lapangan perlu kiranya menjadi referensi untuk perbaikan sistem.

Tulisan ini bukan hendak memojokkan pelayanan jasa JNE terhadap usaha-usaha masyarakat yang mulai tumbuh dari rumah-rumah mereka, tetapi hanya sekadar memberikan kritik atas kekesalan beberpa pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah ketika pengirimannya lemot berulangkali. Pengiriman lemot wajar, tapi jika berkali-kali pasti ada sesuatu yang tidak beres, dan itu wajib disampaikan agar para pecinta JNE tak patah hati, apalagi berpindah pada kompetitor lain yang lebih memesona.   

20220117-090843-0000-61e4d2e54b660d732a04a254.jpg
20220117-090843-0000-61e4d2e54b660d732a04a254.jpg
UMKM Tetangga Tumbuh Bersama JNE

Tak bisa dipungkiri bahwa usaha-usaha saya yang dari pengiriman naskah-naskah melalui JNE berkembang menjadi usaha-usaha penjualan buku, baik online maupun ofline. Banyak buku-buku saya diantar oleh jasa JNE dan sampai ke tangan konsumen dengan selamat.

Tidak hanya saya yang merasakan jasa JNE, tetapi tetangga saya yang kuliner kripiknya menjamur di tengah masyarakat, juga berkat jasa JNE. UMKM yang dikelola tetangga saya itu, kini memiliki branding besar yang terus berkembangbiak dan diperhitungkan masyarakat. Ketika JNE lemot, tetangga yang pandai bersyukur itu tetap bersetia pada JNE meski belakangan mengeluh karena lemotnya pengiriman. JNE jangan sampai tutup mata dengan keluhan pelanggannya yang bersetia.   

JNE31tahun,

JNEMajuIndonesia, 

jnecontentcompetition2021

Sumenep, 5 Januari 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun