Banyaknya kompetitor JNE yang tumbuh subur dengan pesonanya yang menggiur, maka JNE memerlukan upgrade sistem yang lebih fundamental, sehingga pengguna jasanya terus-menerus istikamah di jalannya, dan tak sudi lagi berpindah ke lain hati. Pengelola JNE, saya rasa lebih tajam analisisnya, dan suara-suara keluhan di lapangan perlu kiranya menjadi referensi untuk perbaikan sistem.
Tulisan ini bukan hendak memojokkan pelayanan jasa JNE terhadap usaha-usaha masyarakat yang mulai tumbuh dari rumah-rumah mereka, tetapi hanya sekadar memberikan kritik atas kekesalan beberpa pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah ketika pengirimannya lemot berulangkali. Pengiriman lemot wajar, tapi jika berkali-kali pasti ada sesuatu yang tidak beres, dan itu wajib disampaikan agar para pecinta JNE tak patah hati, apalagi berpindah pada kompetitor lain yang lebih memesona. Â Â
Tak bisa dipungkiri bahwa usaha-usaha saya yang dari pengiriman naskah-naskah melalui JNE berkembang menjadi usaha-usaha penjualan buku, baik online maupun ofline. Banyak buku-buku saya diantar oleh jasa JNE dan sampai ke tangan konsumen dengan selamat.
Tidak hanya saya yang merasakan jasa JNE, tetapi tetangga saya yang kuliner kripiknya menjamur di tengah masyarakat, juga berkat jasa JNE. UMKM yang dikelola tetangga saya itu, kini memiliki branding besar yang terus berkembangbiak dan diperhitungkan masyarakat. Ketika JNE lemot, tetangga yang pandai bersyukur itu tetap bersetia pada JNE meski belakangan mengeluh karena lemotnya pengiriman. JNE jangan sampai tutup mata dengan keluhan pelanggannya yang bersetia. Â Â
jnecontentcompetition2021
Sumenep, 5 Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H