Kontestan calon pemimpin Sumenep edisi [pakai istilah edisi aza ya, haha] 2015-2020 akan dimeriahkan oleh hadirnya sosok muda produktif untuk memajukan kota kelahiran Jokotole. Novelis yang lahir di tengah-tengah laut itu bergairah mencalonkan diri sebagai Bupati Sumenep yang akan datang. Meski belum berani menikah, tetapi sosok yang satu ini punya nyali menyejahterakan penduduk Sumenep yang bertebaran di tengah-tenah laut (maksudnya pulau wa kana' haha).
Ketika ditanya (maksudnya, etanyaagi dibi' wa kana') lelaki bernama lengkap Nun Urnoto El Banbary ini, 100% siap, baik fisik mau pun psikis. Baginya, jabatan bupati hanya urusan kecil yang lebih gampang urusannya dengan ngurus bini dan anak-anak, ditambah ngurus mertua. Novelis yang sekaligus penyair itu lebih lanjut menjelaskan, bahwa memegang jabatan macam bupati tak ubahnya bermain teka-teki silang. Semuanya dianggap gampang. Sing penting, rakyat harus disejahterakan, bukan jalan-jalan dilebarkan.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendulang suara sudah dilakukan sejak awal melalui penyebaran baliho-baliho, poster-poster, dan tulisan-tulisan di dunia maya. Sedang penyebaran baliho dan poster di dunia nyata dianggap tidak perlu, karena masyarakat Sumenep tempat tinggalnya sudah pindah semua ke alam maya (kwkwk ..)
Visi dan misinya tak lain adalah membuat kaya semua rakyatnya, baik kaya harta dan kaya spirit. Nun Urnoto yang sekaligus cerpenis itu pernah berbisik, bahwa dirinya akan mengangkat orang-orang marginal menjadi terhormat, seperti tukang becak akan diangkat menjadi becak negara, penyair negara, penyanyi negara, termasuk kiai negara. Sekaligus akan mengangkat kiai Bahir menjadi vokalis aoleng selamnya. Luar biasa bukan?
Oleh karena itu, kepada segenap masyarakat Sumenep untuk beramai-ramai mendukung beliau. Dijamin orangnya merakyat. Bisa diajak masuk gorong-gorong kok. Bisa diajak ngopi dan begadang semalaman, tapi kalau pagi mohon diri untuk tidur (haha). Sepertinya, ini memang agak lucu, tetapi kapan lagi kita akan punya pemimpin cerdas macam beliau. Tunggu apalagi, mari bersatu-padu untuk Sumenep lebih maju, lebih jaya, dan lebih merdeka.
Waktu semakin dekat. 2015 sebentar lagi akan nongol. Kita tak boleh diam diri melihat ketimpangan dan ketidakadilan. Jangan sampai, kita lebih sejahtera dari jalan-jalan yang tak berhenti direnovasi. Nasib kita lebih berharga daripada pelebaran jalan. Nasib saudara-saudara kita di luar negeri juga lebih berharga daripada sibuk ngurus istri. Maka, tepat sekali, jika si bujang menjadi pemimpin negara.
Ayo Kawan. Kita bergandeng tangan. Bahu-membahu, melawan kepincangan hidup. Sumenep yang kaya raya ini harus diselamatkan dari tikus-tikus dan kampret. Para pemuda jangan diam. Jangan pasrahkan kepada kaum tua yang sudah renta dan tak produktif memimpin kabupaten ini.
Bangkit! Bangkit, dan Bangkit!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H