Mohon tunggu...
tukiman tarunasayoga
tukiman tarunasayoga Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Kemasyarakatan

Pengajar Pasca Sarjana Unika Soegiyopranata Semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Dari Sepuluh, Hanya Satu", Nada-nada Nelangsa?

17 Juni 2021   08:40 Diperbarui: 17 Juni 2021   08:52 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawaban paling tepat untuk pertanyaan apakah mau mengungkapkan perasaan nelangsa, diskriminatif, dll dalam konteks Indonesia saat ini, rupanya hanya tunggal, yakni: Hindarkanlah ungkapan itu dari keterkaitannya dengan SARA: suku, agama, ras, antar golongan. 

Intinya, membandingkan boleh, misalnya membandingkan antara satu dari sepuluh, atau bahkan satu dari seratus; asal saja Anda menghindarkan diri dari hal-hal yang menyangkut SARA tadi.  Ungkapan yang menjurus ke orangnya (ad hominem); misalkan: "Dari 10 orang kaya, (hanya) satu botak" pun seyogianya jangan diformulasikan, apalagi yang mengarah ke SARA..

Perlu menjadi perhatian juga, seperti di atas telah disebutkan, orang-orang yang terbilang public figure "dituntut" secara sosial untuk semakin hati-hati saja, karena: "Maksud hatimu mungkin tidak ingin berkata begitu;" tetapi jangankan tembok, sekarang ini bahkan udara pun bisa berwarta.

-0-        

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun