Mohon tunggu...
tukiman tarunasayoga
tukiman tarunasayoga Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Kemasyarakatan

Pengajar Pasca Sarjana Unika Soegiyopranata Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bernalar Kritis Vs Pola Asuh Berdamai (2)

20 Desember 2020   09:33 Diperbarui: 20 Desember 2020   09:42 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sementara itu, belajar berbohong (bukannya belajar kejujuran) tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi tumbuh sedikit demi sedikit lewat berkembangnya rasa percaya diri. 

Mari kita sadari, betapa keluarga punya andil besar dalam menumbuhkan kebohongan pada anak (hal 118), seperti contohnya, dusta kecil-kecilan yang dianggap tidak serius oleh orang dewasa. 

Misalnya anak mendengar ungkapan: "Ibu tidak punya uang," padahal kata-kata itu hanya untuk menolak permintaan anak membeli jajanan, terekam oleh anak betapa ibu telah mengajarkan kebohongan ketika lima menit kemudian ibu itu membeli sesuatu di warung sebelah. 

Setelah anak beranjak remaja, pelajaran berbohong pasti didapat dari teman-teman sebayanya. Pada umumnya, berbohong cenderung dilakukan anak-anak pada saat mereka  itu "mencari aman." Kalau jawaban "tidak!" membuat aman bagi anak,  maka lain kali anak akan mencari-cari terus jawaban "aman" atas pertanyaan orangtua.

Pola asuh berdamai hanya bisa tumbuh jika guru dan/atau orangtua yang memulainya, karena hampir mustahil dilakukan atau dimulai oleh siswa/anak mengingat mereka itu "korban." Jadi, pemecahan dilema semata-mata hanya ada pada guru dan orangtua.

-0-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun