Kapan kondisi ngumbar hawa berakhir? Tentu akan ada berakhirnya, bahkan kadang-kadang akan berakhir secara alamiah belaka. Bahasa sederhananya mengatakan: Biarkan saja, rak leren karepe dhewe; akan surut dengan sendirinya. Banjir kaleeee??Â
Di samping itu, ngumbar hawa juga akan (cepat??) menghilang manakala amunisi mereka habis. Bagaikan banjir, pasti akan segera berkurang bahkan berakhir manakala curah hujan berhenti. Analogi sederhananya, mereka yang sedang terjangkit ngumbar hawa sangatlah tidak mustahil (di zaman kini, atuh) memiliki sumber --sumber mata air finansialnya yang pasti akan menipis, lalu habis. Pada saat sumber mata airnya habis itulah saat ngumbar hawa berakhir juga, pasti.
Segampang dan sesederhana itukah permasalahan ngumbar hawa itu? Jawabannya "iya" manakala  pemicu permasalahan atau sumber yang dipermasalahkan memang hanya berkisar pada iri hati, sakit hati, jaga gengsi diri, menutupi aib dan/atau asset keluarga, dan sekitar itu. Namun, apabila pemicunya memang berkaitan dengan hal yang sangat substansial dalam konteks berbangsa dan bernegara, ngumbar hawa harus betul direspons secara bijaksana, dewasa, hati-hati dan penuh pertimbangan konstitusional.
-0-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H