Dukungan masyarakat sepenuh cipta-rasa-karsa (CRK) sangatlah penting-mendesak, bukan saja jangan sampai pimpinan kita kependir keplongor; tetapi juga karena ada beberapa bahaya degradasi sosial terus mengancam kehidupan kemasyarakatan kita.
Pertama, di atas telah disebutkan bahwa di sana-sini agaknya ada kesengajaan mem-framing menumpukan kesalahan dan penyelesaian masalah semata-mata kepada pucuk pimpinan (baca: presiden). Framing semacam ini harus terus dilawan oleh masyarakat karena tidak benar.
Kedua, ada pendapat (tidak tepat) pada sebagian kelompok masyarakat kita seraya mengatakan bahwa wajar kalau pimpinan itu harus bekerja keras karena mereka sudah sanggup dan bersumpah untuk itu, apalagi pimpinan dibayar mahal untuk menanngung seluruh konsekuensi jabatannya.
Pendapat semacam ini kurang tepat karena siapa pun harus bertanggungjawab terhadap kehidupan dan masyarakatnya, bukan hanya pimpinan. Seperti terjadi dalam rumahtangga, memang orangtua adalah penanggungjawab, akan tetapi semua anggota rumahtangga harus mengambil bagian dan mendukung sepenuh CRK sesuai porsi dan tuntutan masing-masing.
Ketiga, hakekat berbangsa dan bernegara adalah secara bersama-sama terus meraih kesejahteraan bersama (sosial), dan itulah cita-cita bersama kita, yakni masyarakat adil dan makmur. Wajarlah kalau masyarakat dengan sepenuh CRK bahu-membahu saling mendukung dengan/terhadap pemerintah (dan seluruh pimpinannya).Â
Dalam konteks penanggulangan wabah virus Corona dan dampaknya, semangat sepenuh CRK masyarakat harus sangat Nampak, antara lain lewat benar-benar taat dan patuh terhadap peraturan dan berbagai tuntutan serta sanksinya.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kepemimpinan itu penting; dan kepada siapa lagi kita harus patuh dan taat kecuali kepada pimpinan negara dan bangsa. Memang ada pimpinan lain? Jangan biarkan pimpinan kependir-keplongor!
(JC Tukiman Tarunasayoga, pengamat kemasyarakatan)Â
