Mohon tunggu...
tukiman tarunasayoga
tukiman tarunasayoga Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Kemasyarakatan

Pengajar Pasca Sarjana Unika Soegiyopranata Semarang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dukung Sepenuh Cipta-Rasa-Karsa (CRK), Jangan Sampai Pimpinan Kependir-Keplongor

22 Juli 2020   11:12 Diperbarui: 22 Juli 2020   11:24 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Presiden Republik Indonesia baru saja mengeluarkan Instruksi Presiden, utamanya ditujukan kepada Pimpinan Pemerintah Daerah, agar Pemda antara lain mengeluarkan aturan tentang sanksi tegas bagi pelanggar protokol kesehatan terkait penanggulangan Covid 19.

Keluarnya Inpres ini menunjukkan sekurangnya ada dua hal sangat penting terkait wabah Corona saat ini, yakni (a) wabah dan dampak virus Corona ini sangat-sangat serius, dan karena itu harus disikapi sangat serius juga oleh siapa pun itu, baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia; dan (b) mengatur jutaan orang tidaklah mungkin hanya lewat imbauan atau ajakan, harus dengan peraturan yang jelas dan  tegas, disertai penerapan sanksi yang terukur dan mengikat juga.

Mengingat betapa seriusnya upaya pemerintah menangani wabah virus Corona  dan dampaknya, sangat wajar dan bertanggungjawablah jika kita, yakni masyarakat Indonesia, memberikan dukungan sepenuhnya atas berbagai upaya dan aturannya. Jangan biarkan Presiden, Gubernur, Bupati dan Walikota, serta para pimpinan lainnya mengalami kependir dan keplongor..   

Kependir

Dalam banyak hal, di sebagian besar kelompok masyarakat ada bahkan berkembang kebiasaan kurang bagus, yakni sapa usul, dia yang mikul; maksudnya siapa saja yang mengusulkan sesuatu, dia pulalah yang lalu dibebani untuk memimpinnya, melaksanakannya, bahkan tidak jarang harus menanggung segala biayanya. Itulah yang disebut kependir,  yakni segala usulnya harus dikerjakan sendiri, kepeksa nindakake dhewe. 

Usul kudu mikul kadang memang "menakutkan," dalam arti membuat siapa pun surut dan ambil sikap lebih baik tidak usah mengusulkan apa pun karena nantinya akan terbebani untuk melaksanakannya, atau minimal membiayainya.

Dalam konteks menangani wabah dan dampak virus Corona selama ini, tidaklah berlebihan kalau dikatakan betapa Bapak Presiden atau pimpinan daerah sering terkesan kependir berhubung masih banyaknya sikap cuek bebek dari sebagian besar warga masyarakat kita.

Keplongor

Ikutan dari kependir, terjadilah keplongor, yakni karena kepeksa kudu nindakake dhewe, berikutnya orang itu lalu kakehan pegawean, itulah arti keplongor. Kependir keplongor inilah yang rasanya sedang dialami/terjadi di kancah kemasyarakatan kita dewasa ini, karena hampir semua pihak menumpukan segala penyelesaian masalah kepada kepemimpinan seseorang saja.

Di tingkat RT, selorohnya, ada tikus mati di tengah jalan pun orang pertama-tama lapor ke Pak Ketua RT, bukannya ambil tindakan membuangnya sendiri. "Model" berfikir semacam itu bahkan dengan sengaja "diperparah" oleh ulah beberapa orang yang menumpukan segala masalah dan kesalahan kepada presiden: Ada rampok atau kecelakaan maut di jalan tol misalnya, presidenlah yang disalahkan karena keberadaan jalan tol di berbagai ruas adalah prakarsa bapak presiden.  

Sepenuh CRK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun