Banjir di kota Palembang siapa yang salah? Bak kata pepatah orang bloon, kalau tak mau kena banjir jangan tinggal di bantaran sungai atau daerah rawa. Tapi di Palembang kan sebagian besar lahannya berasal dari rawa? Walaupun rawa tersebut suda ditimbun di sana sini dan tanahnya sudah sejajar dengan lahan tinggi. Nah, sekarang banjir sudah merendam tidak hanya didataran rendah saja, tapi didataran tinggi juga. Malah banjir ada di mana-mana. Di Pakjo ada banjir, di Plaju ada banjir, di Sekip apalagi, di Bukit jangan ditanya, di Tangga buntung, Kertapati dan lain-lain tidak luput dari banjir.
Siapa yang salah? Masyarakat? Walikota? Gubernur? Presiden? atau TuhaN? Katanya Masyarakat sudah semakin bijak dan sadar akan kebersihan, sehingga sampah-sampah tidak lagi berserakan. Katanya Walikota sudah dapat banyak penghargaan dari dalam maupun luar negeri karena kotanya bersih, walaupun penghargaan yang didapat dalam perlombaan kebersihan kota banyak meragukan karena selalu direcoki dengan suatu kecurangan, namun setidaknya dengan adanya penghargaan tersebut siapa yang berani menyangkal Palembang sudah bebas dari banjir. Katanya Gubernurnya hebat dan menjadi ketua Gubernur sesumatera bahkan mampu menghadirkan berpuluh-puluh mungkin juga beratus-ratus investor asing untuk berinvestasi diSumsel dan selalu berhasil bernegosiasi baik dengan pemerintah pusat maupun fihak asing, namun kenapa banjir belum bisa diselesaikan juga.
Banyak sekali korban banjir saat ini, tak terkecuali sekolah SD Negeri tempat saya mengajar. Terkadang kami terpaksa harus meliburkan anak sekolah jika banjir datang. Duh.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H