Mohon tunggu...
Tukang Oncom
Tukang Oncom Mohon Tunggu... -

ngapain susah-susah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Transaksional Di Parlemen Membosankan

19 Juni 2013   15:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:45 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2013 memang telah menjadi tahun politik yang sudah memakan korban beberapa parpol yang tersangkut masalah korupsi.  Partai Demokrat dihajar dengan kasus hambalang dan wisma atlitnya disusul oleh PKS  menjadi bulan-bulanan kasus impor sapi.

Berikutnya bisa saja ada parpol lain menyusul Demokrat dan PKS ini, coba kalau kita amati sepertinya tidak ada parpol yang  benar-benar murni lepas dari jeratan kasus korupsi terutama parpol-parpol besar. Belum lagi parpol pendatang baru yang tentunya akan meramaikan situasi dengan mengipas-ngipas kasus kader parpol lain yang sedang tersangkut kasus korupsi.

Melihat peta kekuatan di parlemen sebenarnya berada dalam genggaman Golkar, meskipun bukan mayoritas tapi suaranya sangat menentukan kemana arah politik yang akan dibawa. Kejadian sidang paripurna kemarin secara kasat mata yang menang sebenarnya Golkar. Dengan meloloskan RAPBN-P 2013 diantaranya adanya anggaran buat penanggulangan masalah Lapindo sebesar 155 milyar.

Sekedar flasback ke sidang paripurna kasus Century dulu, Demokrat jelas kalah telak sama oposisi yang dibantu oleh Golkar dan kawan-kawan. Politik sandera bagi parpol yang bermasalah jelaslah tidak menguntungkan buat rakyat, mereka hanya menyelamatkan dari dosa masing-masing.

Suguhan sidang  seolah-olah membela kepentingan rakyat namun sebenarnya omong kosong, dibalik itu semua hanya intrik-intrik politik yang membosankan dan tidak ada hubungannya buat kemaslahatan rakyat. Politik transaksional sudah pasti hanya ingin menyelamatkan mereka dari  kubangan lumpur saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun