Mohon tunggu...
Tukang Ngopi
Tukang Ngopi Mohon Tunggu... lainnya -

Mengamati & mempelajari sosial masyarakat dengan secangkir kopi...\r\n\r\nBanyak bertanya, karena memang itu dipertanyakan..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Perdamaian Suriah Ditangan Amerika-Rusia

27 Mei 2013   19:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:56 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa, dengan secangkir kopi saya kembali menulis. kali ini bukan tentang kondisi dalam negeri Indonesia yang berantakan, tetapi kondisi dalam negeri bangsa Suriah yang sangat teramat berantakan. hampir 2 tahun ini, baik media massa nasional dan internasional tak luput tiap hari mengabarkan kondisi konflik perang saudara di Suriah. hingga hari ini Badan Pengungsi PBB / UNICEF  mencatat bahwa sebanyak 30.000 warga Suriah telah melarikan diri ke Turki dan Lebanon dan 200.000 orang telah mengungsi ke negara lain. Tercatat 90.000 orang telah meninggal dunia dan hingga detik ini  pun tak ada situasi yang menunjukan tanda-tanda perdamaian di Suriah.

Perang saudara sebangsa, itulah yang terjadi di Suriah. dimulai saat 26 januari 2011, saat sebagian masyarakat Suriah melakukan aksi demonstrasi jalanan menuntut pengunduran diri Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan tuntutan untuk diakhirnya dominasi partai Ba'ath di pemerintahan Suriah. Demonstrasi ini tiba-tiba berubah menjadi pemberontakan yang hebat di Damaskus yang akhirnya memakan banyak korban jiwa dari pihak sipil. dan tragedi inilah yang juga membuat Suriah terdepak dari Persatuan Liga Arab.

Suriah mengalami Arab Spring yang tak kunjung usai, masyarakat Suriah terbawa hati untuk mencontoh keberhasilan revolusi di Iraq, Mesir dan Libya. Padahal kalau saya lihat, Revolusi di Iraq setelah kejatuhan Saddam Husein, Libya setelah Khadaffi dan Mesir setelah Husni Mubarak tak begitu banyak pengalami perubahan. perang saudara dan ledakan Bom masih selalu terjadi di Iraq dan Libya.

Well, semakin membesarnya perang saudara Suriah ialah tidak adanya adat musyawarah dan diplomasi yang bijak dalam diri pemimpin bangsa Suriah, baik itu pihak berkuasa maupun pihak oposisi. dan alhasil kelemahan mereka ini dimanfaatkan oleh negara-negara asing untuk mengambil keuntungan dari perang satu bangsa ini.

Hari berganti Minggu, bulan dan tahun dan akhirnya... Perdamaian di Suriah bukan lagi ditentukan oleh bangsa Suriah, akan tetapi Perdamaian ditentukan oleh kebijakan Politik Washington - Moscow. menyedihkan memang ketika nasib tanah air bukan ditentukan oleh bangsanya sendiri akan tetapi ditentukan bangsa lain. kita ketahui bersama, bahwa Rusia bersama China adalah sekutu dan pendukung terdepan Pihak berkuasa Bashar Al-Assad, hal ini sudah dibuktikan Russia dan China saat menggunakan hak veto sebanyak 3 kali atas resolusi dewan keamanan PBB yang akan memberikan sanksi kepada Suriah. bukan hak veto saja yang diberikan Russia dan China, akan tetapi tentara bayaran dan senjata juga dikirim untuk membantu Presiden Bashar Al-Assad. Selain Russia dan China, Iran juga berpartisipasi paling depan membantu perjuangan Pihak berkuasa untuk melumpuhkan kekuatan pihak oposisi.

Cerita dipihak oposisi pun tak jauh berbeda, pihak oposisi yang bersatu dibawah bendera Tentara Pembebasan Suriah inipun mendapat bantuan dana dari Amerika dan Eropa. jadi tak heran jikalau persediaan logistik mereka tak habis-habis. Selain itu, Sebagian Negara Liga Arab alias negeri tetangganya Suriah pun ikut membantu pihak oposisi dengan kiriman senjata dan tentara bayaran. Arab Saudi, Qatar dan Turki adalah negeri jiran Suriah yang terdepan dalam menjatuhkan Presiden Bashar Al-Assad. Menyedihkan memang, seharusnya jiran inilah yang diharapkan mencari solusi secara musyawarah dengan persaudaraan. Haitham al-Maleh, seorang tokoh oposisi Suriah di pengasingan mengatakan, total pejuang asing yang ikut perang di Suriah saat ini telah mencapai 12.000 ribu orang. mereka terdiri dari para mujahidin-mujahidin dari tanah arab dan tentara bayaran / mercenaries yang entah dari mana mereka datang pun tak jelas.

Russia, China, dan Iran selalu bertemu dalam Lobi-lobi sambil ngopi dengan Amerika, Israel dan Eropa dalam membahas Suriah. entah apa yang mereka lobi, sayapun tak tahu. yang pasti ditangan negara-negara inilah nasib bangsa Suriah ditentukan. kalau lobi-lobi sesuai dengan keinginan mereka, maka perdamaian segera tercipta di Suriah. tapi kalau salah satu negara tersebut badmood terhadap lobi / keputusan yang dibuat, maka kesengsaraan terus berlanjut bagi rakyat suriah yang tak tau apa-apa.
Presiden Bashar Al-Assad tahun ini membuat suatu komitmen yang menurut saya sangat adil secara konstitusi dan hukum, dia akan meninggalkan jabatannya sebagai presiden melalui pemilihan umum pada tahun 2014, rencana ini didukung oleh sebagian rakyat suriah tetapi tidak dengan pihak oposisi dan Amerika. Barat dan Para pihak oposisi ingin Bashar Al-Assad turun saat ini juga dari jabatannya. jikalau saya melihat dengan netral, tak ada yang adil dalam suatu perang. banyak video kiriman yang saya terima dan lihat mengenai kekejaman tentara pemerintahan Suriah. tetapi saya juga banyak melihat video kekejaman dari tentara pihak oposisi dan tentara bayaran lainnya kepada warga Suriah, bagi saya tentara Suriah dan Oposisi sama-sama melakukan pembantaian.

Apa pelajaran dari konflik Suriah bagi Indonesia? Beberapa penyebab konflik di Suriah juga bisa terjadi pada bangsa Indonesia. Kini mulai terjadi konflik-konflik horizontal di negeri ini, baik dikalangan elit, kalangan middle class maupun kalangan bawah. Indonesia masih menyimpan banyak " pekerjaan rumah"  terkait hal semacam Suriah yang belum diselesaikan. jangan sampai "pekerjaan rumah" ini dibiarkan berlarut-larut yang mana nantinya menjadi santapan negara asing untuk turut campur di tanah air ini. Berusahalah agar kita yang menentukan nasib negara kita, jangan sampai ditentukan bangsa lain. Salam !

- Tukang Ngopi -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun