Sejak negara kita masuk ke era baru yang dinamakan era reformasi. Era ini memang sangat berbeda dengan era sebelumnya yaitu orde baru dimana banyak hal sangat terbatas. Semisal kebebasan berekspresi berupa narasi maupun verbal. Tidak saja pers yang terkekang tetapi juga bidang pendidikan.
Bidang pemerintahan bersifat terpusat dan banyak penyelesaian yang diselesaikan dengan cara kekerasan juga banyak terjadi pada masa itu. Di sisi lain, toleransi masih cenderung baik, dengan sama-sama menghargai satu sama lain. Baik toleransi agama dan toleransi kesukuan. Saat itu masing-masing masih menghargai.
Namun kondisi itu berbalik dengan situasi sekarang. Sistem pemerintahan bersifat desentralisasi dimana masing-masing daerah bebas untuk menentukan beberapa hal di daerahnya. Banyak hal tidak memerlukan persetujuan pemerintahan pusat. Â Dengan kondisi seperti banyak hal yang ternyata tidak berkembang dengan seharusnya.
Ini tak lepas dari kecenderungan, bahwa pada masa kini orangtua di Indonesia sering memberikan perhatian besar terhadap agama tapi mengabaikan nilai-nilai penting seperti toleransi kepada sang anak. Tidak hanya orangtua tapi begitu juga sekolah.
Seperti pada bidang pendidikan, banyak sekali kelonggaran dalam mendirikan sekolah. Sekolah-sekolah dengan basis agama menjamur tapi tidak diimbangi dengan kesadaran berbangsa dengan baik. Kita bisa melihat bagaimana ujian-ujian terpusat maupun ujian lokal yang dilakukan sering disusupi dengan pemahaman intoleransi seperti narasi kafir untuk penyebutan pemeluk agama yang berbeda, maupun pemahaman jihad yang melenceng dari seharusnya. Ini tentu saja menyedihkan karena secara fakta bangsa kita amat majemuk, sehingga perbedaan memang dominan di bangsa kita.
Fenomena ini sunguh ironi karena semangat belajar dan mempelajari agama yang sangat kuat pada era reformasi ini tidak berbanding lurus dengan sikap menghargai perbedaan identitas. Dengan kondisi itu anak-anak cenderung menjadi intoleran dan pada satu titik akan berubah menjadi antipati dan jika tidak dikelola atau diarahkan dengan baik maka dapat muncul kebencian kepada yang berbeda.
Karena itu disini pentingnya menggali pendidikan anak dengan nilai-nilai moderat dan toleran. Orang tua memiliki peran penting dalam membimbing anak-anak mereka menuju sikap yang menerima perbedaan dan hidup harmonis dengan semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H