Mohon tunggu...
Gian Darma
Gian Darma Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

seorang yang suka seni dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Taati Agama Bukan Faham Menyimpang

7 Desember 2022   22:31 Diperbarui: 7 Desember 2022   22:38 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini kita dikejutkan oleh bom bunuh diri yang terjadi di Bandung. Bom yang diledakkan oleh seorang tamu yang hendak masuk kantor polisi itu melukai dirinya sendiri dan beberapa polisi bahkan ada polisi yang tewas karena hal itu. Pada pendalaman didapatkan bahwa pelaku bom itu membawa pesan bahwa KUHP yang disahkan bebeapa hari lalu itu adalah syirik.

Ini adalah tindak kekerasan yang kesekian yang mengkaitkan aksinya dengan agama. Artinya tindak kekerasan atau yang lebih kita kenal dengan radikalisme merupakan hal nyata dan bukan isapan jempol atau ilusi semata seperti yang selalu dilontarkan oleh beberapa pihak.

Kita bisa lihat pada tahun 2018 ada bom Surabaya yang dahsyat. Surabaya yang kita kenal adalah sebuah kota yang terbuka dan jarang menyimpan dendam. Kaum yang mendalami agamapun dikenal sebagai agamawan moderat jauh dari faham kekerasan dalam lakunya. Sehingga sebenarnya kejadian itu merupakan warning keras dari semesta soal radikalisme yang tidak mengenal wilayah.

Kita juga tahu kejadian di gereja Katedral Makassar yang dilakukan suami istri yang punya paham tertentu. Begitu juga penyerangan yang dilakukan oleh seorang wanita di Mabes Polri; sebuah tindak radikal yang penuh keberanian namun tidak elok untuk ditiru. Kedua kejadian ini mengkaitkan sikap dan tindakannya dengan faham yang diyakininya.

Sebelum masa 2015 kita juga menghadapi banyak sekali tidak kekerasan dengan dalih agama. Tindak kekerasan ini tidak hanya menyasar aparat tapi juga orang lain yang tidak punya hubungan dengan faham itu bahkan ada pula yang satu agama. Kita bisa melihat pada saat bom Bali terjadi adalah sesuatu yang mencengangkan karena banyak sekali orang lokal terbunuh karena sedang bekerja di tempat itu. Para pelaku menyasar para turis dalam kejadian itu.

Begitu juga kejadian seperti bom JW Marriot, kedubes Pilipina, bom di Medan, dll merupakan bom (sebagian bom bunuh diri) yang sebenarnya tidak perlu terjadi karena melibatkan faham agama yang salah dan tidak tepat seta merugikan orang lain.

Sama halnya dengan bom di Bandung kali ini. Memakan korban aparat yang bagi mereka thogut yang layak dibunuh adalah faham dalam agama yang salah. Kenalilah dan taati agama dengan benar dan patuhi ajaran yang benar dan bukan faham yang menyimpang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun