Mohon tunggu...
Gian Darma
Gian Darma Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

seorang yang suka seni dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Percaya pada Isu Islamofobia

1 September 2022   23:00 Diperbarui: 1 September 2022   23:03 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa minggu lalu, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menegaskan bahwa tidak ada islamophobia di Indonesia. Selanjutnya dia juga menyayangkan bahwa beberapa waktu lalu muncul unggahan dan menjadi viral yang menyebut ada fenomena islamophobia di Indonesia.

Seperti yang kita ketahui islamophobia adalah gerakan ketakutan atau kebencian terhadap Islam. Ini sejatinya muncul di sejumlah negara Eropa dan AS sesaat setelah beberapa kejadian di sana. Artinya Islamofobia sebenarnya muncul di beberapa negara dengan mayoritas penduduk non muslim, terhadap muslim.

Sehingga jika issue bahwa Islamofobia ada dan berkembang besar di Indonesia itu adalah issue yang sengaja ditiupkan dan tidak benar. Seperti contohnya adalah issue bahwa presiden RI sekarang yaitu Joko Widodo adalah anggota PKI; satu issue yang sangat tidak bisa diterima kebenarannya dan diyakini punya tujuan tertentu.

Masih menurut Mahfud MD, di Indonesia, Islam dan penganutnya punya keleluasaan yang besar dalam berekspresi dan berkiprah di banyak bidang. " Orang Islam bebas bersaing di politik, pemerintahan, ekonomi, intelektual dan lain sebagainya. Pokoknya Islam sudah bebas. Fobianya di mana ? ," katanya.

Kita juga bisa melihat bagaimana para siswa memakai baju muslim (berjilbab) dan memakai rok panjang di sekolah. Para karyawan juga memakai pakaian yang layak ke tempat kerjanya. Pemerintah juga membangun masjid dan semua penujangnya dengan baik. Malah sarana Pendidikan yang berbasis agama diberikan keleluasaan mengelola. Malah kebanyakan penyelewengan terjadi karena ulah pengelolanya sendiri, seperti penyimpangan pengelolaan dana pesantren, perbuatan amoral terhadap santri dan santriwati atau pengajaran intoleransi oleh para pengelolanya.

Peristiwa pelecehan seksual di pondok pesantren di Jawa Timur dan Banten yang mengakibatkan trauma dan beberapa santrinya hamil karena dilecehkan oleh pimpinan pondok pesantren adalah contoh nyata bagaimana pemimpin umat menyelewengkan kebebasan yang diberikan, dan itu bukan karena islamophobia dari kelompok lain.

Islam di Indonesia adalah Islam yang sarat dengan nilai-nilai keluhuran, Islam yang terbuka dan islam yang menganggap orang lain sama. Sebagian pejabat pemerintah Indonesia sendiri adalah menganut Islam, dimana setiap Jumat mereka salat bersama.

Sebagian warga negara termasuk juga pelajar, mahasiswa dan pegawai juga beragama Islam. Di banyak pelosok tanah air banyak sekali praktek toleransi yang sudah ada selama ratusan tahun lalu, tanpa disorot media. Mereka hidup berdampingan dengan baik sebagai warga.

Sehingga tidak benar bahwa ada Islamofobia di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun